“Dan kami tahu engkau bosan dijejali rasa
yang sama.
Kami adalah
kamu.
Muda, beda, dan
berbahaya”
-Superman Is
Dead feat Shaggydog (Jika Kami Bersama)
Dalam penggalan lirik lagu dari band
asal Bali, Superman Is Dead tersebut, digambarkan bahwa kata “muda”, “beda”,
dan “berbahaya” dapat disatupadukan ke dalam satu tubuh. Namun, apakah mereka
yang berjiwa “muda” selalu ingin “beda”? Apakah yang “beda” itu “berbahaya”?
Ataukah yang “muda” itu justru cenderung mendekati hal “berbahaya”? Bagaimana
jika dipandang dalam ilmu gizi atau diet?
Anak muda atau orang-orang yang berjiwa
muda biasanya adalah orang yang tidak ingin sama dengan orang lain. Orang-orang
yang selalu ingin mencoba hal berbeda dalam hidupnya, walau terkadang, secara
sadar ataupun tidak, cenderung mendekati bahaya. Termasuk dalam konsumsi
makanan dan minuman harian.
Beberapa minuman tertentu menjadi opsi bagi
orang-orang muda ketika nongkrong.
Biasanya, minuman-minuman yang memiliki rasa tertentu lah yang menjadi pilihan,
seperti halnya jus buah. Minuman, seperti halnya jus buah, juga sangat akrab
sebagai minuman rumahan. Beberapa orang memodifikasinya ke dalam bentuk infused water. Selain jus buah, minuman
bersoda (yang sekarang juga ada “sekedar” rasa buahnya) juga kerap menjadi
pilihan anak-anak muda.
Ketiga jenis minuman ini akan menjadi
pembahasan utama dalam artikel ini, mari kita bahas bersama.
Untuk
menjalani hidup sehat, tentu kita tidak hanya boleh terpaku dengan apa yang
kita makan saja, melainkan juga dengan apa yang kita minum. Ada banyak sekali
minuman yang akrab dengan orang Indonesia, seperti halnya kopi, teh, dan coklat
panas. Jenis-jenis minuman ini adalah contoh dari minuman-minuman yang
mengandung kafein. Apa saja manfaat yang dapat kita peroleh dari
minuman-minuman tersebut? Adakah efek sampingnya? Mari kita bahas bersama-sama.
Nasi.
Ya, seperti halnya yang sering disinggung dalam beberapa artikel penulis, nasi
adalah jenis makanan sumber karbohidrat yang sangat akrab dengan orang
Indonesia. Nasi memang agak sulit dari diet harian masyarakat Indonesia, tetapi
tahukah bahwa diet nasi juga dapat divariasikan? Ya, karena nasi tidak hanya nasi
beras putih, ada juga nasi beras merah, dan juga nasi beras hitam. Mari kita
bahas bersama dalam artikel ini.
Singkong,
kentang, dan papeda adalah makanan sumber karbohidrat yang cukup sering
dikonsumsi dalam menu diet harian masyarakat Indonesia. Sayangnya,
masyarakat Indonesia masih lebih sering mengonsumsi nasi sebagai menu makanan sumber
karbohidrat utama. Singkong lebih sering dijadikan sekedar cemilan, kentang
bahkan dianggap sebagai lauk, dan papeda yang merupakan makanan khas masyarakat
Indonesia Bagian Timur masih kurang familiar.
Nasi,
mie instan, dan bubur adalah jenis makanan sumber karbohidrat yang sangat
akrab, bahkan terlalu akrab dengan orang Indonesia. Tak jarang kita juga suka
mencampur beberapa karbohidrat dalam sekali makan. Hal ini agak mengkhawatirkan
karena dampaknya pada obesitas dan diabetes.
Jika nasi adalah candu, maka makan mie instan di tengah malam adalah kebahagiaan semu yang akan disusul dengan rasa penyesalan. Sarapan bubur? Ah itu hanya lelucon. Kenapa? Alasannya ada dalam pembahasan artikel ini, mari kita bahas bersama.
Nasi Megono versi Komplit | © kitabmasakan.com
Pada suatu jumat sore setelah
selesai bekerja, saya harus menerima kenyataan untuk tetap saya harus menerima
kenyataan untuk tetap stay di kantor
karena ada instruksi dari atasan. Perut saya yang keroncongan meminta saya
untuk segera memasukkan makanan ke dalamnya. Maklum, sedari siang saya belum
makan karena memang agak sulit untuk orang yang bekerja di bidang layanan
seperti saya untuk meninggalkan pekerjaan, apalagi di hari jumat jelang weekend.
Tidak jauh
dari tempat saya bekerja, yaitu di lantai dasar Thamrin City, terdapat satu toko yang menjual pakaian batik dan juga
makanan, serta minuman. Toko itu dijaga oleh seorang ibu-ibu dan seorang
pemudi. Saya berpikir mereka cukup cerdas menjual makanan sambil berdagang
pakaian batik. Toh, kalaupun pakaian mereka tidak laku, mereka masih bisa
mendapatkan penghasilan dari makanan dan minuman yang dijual, pun berlaku
sebaliknya.
Tahu sendiri kan bagaimana
kebiasaan belanja orang Indonesia? Biasanya lihat-lihat dulu, terus main ke
toko sebelah sebelum akhirnya memutuskan. Ibu dan pemudi tadi dapat dikatakan
cukup oportunis melihat peluang ini. Jadi, sambil orang lihat-lihat dagangan,
mereka juga bisa sambil jajan, tanpa perlu beli makanan dan minuman dari luar
atau food court terlebih dahulu.
Berbagai makanan yang dijual, di
antaranya adalah gorengan bakwan, martabak tahu, permen, biskuit, nasi uduk,
dan lain sebagainya. Namun, nasi uduk nyatanya bukanlah satu-satunya nasi yang
dijual di toko tersebut, melainkan ada satu jenis nasi lagi yang menarik
perhatian saya. Nasi itu adalah nasi megono khas Pekalongan. Nasi putih porsi
kecil yang dicampur dengan cacahan nangka dan sedikit parutan kelapa. Cacahan
nangka muda itu dicincang halus setelah melewati proses pemasakan dengan bumbu
khas urap yang gurih.
Gambar: http://wartakesehatan.com/
Jika kalian bertanya pada
penulis,”apa penyebab kematian yang paling mengerikan di dunia?”
Maka penulis tidak akan menjawab meninggal
karena DBD, kanker, stroke, atau akibat serangan jantung mendadak sekalipun. Penulis
juga tidak akan menjawab jatuh dari jurang atau tertabrak mobil. Akan tetapi,
jawaban penulis adalah “Tersedak”. Iya, tersedak atau istilah lainnya “keselek”.
Sesuatu kondisi yang amat sangat tidak kita perhitungkan dapat terjadi. Kadang tidak
terbayangkan dan teramat sering diremehkan.
Kenapa penulis berpendapat
seperti itu? Begini, jika penyakit menjadi suatu penyebab kematian, maka di
zaman yang sudah berkembang ini, kita dapat googling untuk tahu bagaimana cara
menghindari penyakit tersebut. Sudah banyak tips-tips yang beredar di dunia
maya mengenai bagaimana cara agar terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue
atau DBD. Begitu juga dengan informasi mengenai pola makan yang dapat
menghindari penyakit jantung koroner. Tinggal bagaimana niat dari kita saja
untuk mau menjalankan semua tips-tips tersebut.
Kemudian, bicara soal kematian
akibat kecelakaan. Semua itu juga kembali pada niat kita untuk mau menaati
peraturan, baik tata tertib lalu lintas, maupun aturan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Intinya, jangan terlalu mudah menggampangkan sesuatu, seperti:
“Ah, cuma ke minimarket sebentar,
paling cuma 10 menit. Ngapain pake helm? Lawan arus dikit juga nyampe”. Tolong,
jangan.
Atau juga perkataan seperti ini,”Ah,
saya mah udah biasa kalau kerja di konstruksi kayak gini (gak pake helm
keselamatan)”. Ini juga tolong, jangan.
Kalau kita pikir lebih jauh lagi,
kenapa sih ada orang yang membuat tips-tips mencegah penyakit dan aturan
terkait kecelakaan seperti itu? Karena kita, manusia sadar bahwa penyakit dan
kecelakaan adalah penyebab umum kematian. Jadi, untuk terhindar dari kematian,
maka kita sadar bahwa jangan sampai sakit atau terkena kecelakaan. Namun,
tersedak? Itu adalah penyebab kematian yang tidak umum, tidak ada yang
memperhitungkannya.
Gambar: www.tropicanaslim.com
Gambar: healthambition.com
Karbohidrat kompleks! Apa
yang ada dibenak anda ketika mendengar kata tersebut? Serat? Sesungguhnya
Karbohidrat kompleks bukan hanya serat tetapi ada juga glikogen dan pati (starches). Serat Pangan adalah karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna,
sedangkan Glikogen dan Pati dapat dicerna. Karbodhidrat kompleks sangatlah berperan dalam membantu kita menjalani diet sehat. Pada kesempatan
kali ini, penulis mungkin akan lebih mendalam membahas tentang serat.
Gambar: sitinabilayasmin.blog.upi.edu
Susu, Bukanlah minuman yang asing bagi
kita. Susu dapat memberikan energi, memberikan imunitas, memperkuat tulang, dan terlebih lagi rasanya enak. Susu dikenal sebagai minuman sumber kalsium terbaik. Tapi selain
kalsium, apalagi yang dikandung oleh susu? Tentu tidak. Lalu, susu seperti apakah yang aman dikonsumsi? Pada postingan kali, penulis akan membahas mengenai zat gizi apa saja yang ada pada susu dan juga mengenai Pasteurisasi Susu yang mempengaruhi keamanan pada susu.
Berikut penulis lampirkan zat gizi pada
susu yang umum diminum oleh masyarakat:
Jenis Lemak (%)
Protein (%) Laktosa (%)
Kambing 4,09 3,71 4,20
Kerbau 7,40 4,74 4,64
Kuda 1,59 2,00 6,14
Domba 8,28 5,44 4,78
Sapi 3,90 3,40 4,80
Berikut adalah daftar zat gizi mikro yang
juga terkandung pada susu:
- Kalsium
- Biotin
- Asam Pantotenat
- Iodin
- Potasium
- Magnesium
- Selenium
- Tiamin
- Vitamin A
- Vitamin B12
- Riboflavin
- Vitamin D
- Vitamin K
- Vitamin C
Perbedaan komposisi zat gizi pada susu-susu ini dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Jenis ternak: berkaitan dengan kandungan lemak susu
- Waktu pemerahan: susu yang diperah pada pagi hari diyakini mengandung 0,5-2% lemak yang lebih banyak dibanding waktu lain.
- Umur ternak
- Makanan ternak
- Penyakit
- Musim
- Urutan pemerahan
Susu Pasteurisasi vs Susu Mentah
Ada dua jenis susu yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat, bila dibedakan berdasarkan proses pengolahannya. Ada susu
mentah (raw milk) dan susu pasteurisasi. Susu yang baik untuk dikonsumsi adalah
susu yang telah mengalami pasteurisasi karena susu mentah adalah salah satu
pangan yang dapat paling berisiko membawa mikroorganisme berbahaya yang dapat
menyebabkan penyakit, seperti diare, kram perut, dan muntah, bahkan kematian.
Risiko sakit karena minum susu mentah lebih besar untuk bayi dan anak-anak
muda, orang tua, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah,
seperti penderita kanker, transplantasi organ, atau HIV/AIDS, daripada bagi
kesehatan anak usia sekolah dan orang dewasa.
Kontaminasi
Kontaminasi susu dapat berasal dari:
- Kotoran sapi yang kontak langsung dengan susu
- Infeksi ambing sapi (mastitis)
- Penyakit sapi (misalnya tuberkulosis sapi)
- Bakteri yang hidup di kulit sapi
- Lingkungan (misalnya kotoran, peralatan pengolahan)
- Serangga, hewan pengerat, dan vektor hewan lainnya
- Manusia, misalnya, dengan kontaminasi silang dari pakaian kotor dan sepatu bot.
Penanganan yang buruk pasca pemerahan
dapat menyebabkan kontaminasi. Setelah proses pemerahan susu dapat terjadi
perubahan-perubahan seperti berikut:
1. Perubahan fisik: perubahan, salah
satunya, ini berkaitan dengan perubahan suhu dimana awalnya susu memiliki suhu
ambing (37 C) dan akan berangsur-angsur menurun menjadi lebih rendah dari suhu
ruang. Penurunan suhu ini berkaitan dengan perubahan konsistensi lemak yang
menjadi lebih padat. Perubahan lain yang terjadi adalah terbentuknya lapisan
krim di permukaan susu.
2. Perubahan mikrobiologi: susu adalah salah satu media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, apalagi jika setelah diperah tidak dilakukan tindakan (pemanasan atau pendinginan). Contohnya adalah terjadi penggumpalan dan pengasaman karena fermentasi laktosa (asam laktat pH-nya turun) dan penggumpalan kasein. Dapat juga muncul lendir sebagai akibat pengeluaran seperti kapsul atau getah dari beberapa jenis bakteri. Dapat juga terjadi penggumpalan susu tanpa penurunan pH yang disebabkan bakteri Bacillus cereus. Pertumbuhan mikroba akan menyebabkan bau busuk (hasil penguraian protein), ketengikan (hasil penguraian lemak), pembentukan gas dan pigmen. Pada suhu 20-30 C pertumbuhan mikroorganisme terhambat dan pada suhu 10 C atau lebih kecil akan menonaktifkan mikroorganisme.
3. Perubahan kimia: perubahan pH, komposisi
kimia, pembentukan senyawa volatil seta perubahan potensial oksidasi-reduksi.
Warna susu yang baik adalah berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan, bergantung pada jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan dalam bentuk susu. Susu yang berwarna agak kebiruan adalah susu yang rendah lemak atau tanpa lemak. Pakan ternak yang tinggi karoten (wortel, sayuran hijau) menyebabkan warna susu lebih kuning.
Aroma susu dapat lenyap jika tidak segera didinginkan dalam beberapa jam. Citarasa susu berhubungan dengan kandungan laktosa tinggi dan kadar klorida relatif rendah. Susu dengan laktosa rendah dan kadar klorida tinggi akan menyebabkan susu menjadi asin. Aroma dan rasa susu dapat dipengaruhi oleh:
Warna susu yang baik adalah berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan, bergantung pada jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan dalam bentuk susu. Susu yang berwarna agak kebiruan adalah susu yang rendah lemak atau tanpa lemak. Pakan ternak yang tinggi karoten (wortel, sayuran hijau) menyebabkan warna susu lebih kuning.
Aroma susu dapat lenyap jika tidak segera didinginkan dalam beberapa jam. Citarasa susu berhubungan dengan kandungan laktosa tinggi dan kadar klorida relatif rendah. Susu dengan laktosa rendah dan kadar klorida tinggi akan menyebabkan susu menjadi asin. Aroma dan rasa susu dapat dipengaruhi oleh:
- Gangguan keadaan fisik ternak
- Makanan ternak
- Absorpsi aroma dari lingkungan
- Dekomposisi mikroba dan bakteri
- Adanya bahan asing
- Reaksi kimia
Penanganan susu sapi perah harus
memperhatikan banyak aspek, seperti kebersihan kandang ternak dan pembuangan
hasil perahan pertama yang keluar dari ambing. Oh iya, untuk menghindari
kontaminasi silang, gunakan sepatu boat dan sarung tangan untuk si pemerah.
Pastikan mencuci tangan dan kaki sebelum dan sesudah melakukan pemerahan.
Dampak buruk dari kontaminasi susu juga
dapat dicegah dengan melakukan pasteurisasi pada susu. Pasteurisasi susu adalah
proses yang dapat membunuh bakteri berbahaya dalam susu yang dapat menyebabkan
penyakit dengan cara memanaskannya pada suhu tertentu untuk jangka waktu yang
ditetapkan.
Metode Pasteurisasi Susu
Salah satu metode yang digunakan adalah holder method, yaitu
sejumlah besar susu dipanaskan seluruhnya sampai suhu tertentu selama suatu
jangka waktu tertentu (umumnya selama 30 menit pada suhu 65°C). Jika
pasteurisasi dengan metode ini dilakukan pada suhu mencapai 66°C maka dapat
menyebabkan timbulnya rasa susu masak dan lapisan tipis di sekitar butiran
lemak dapat mengalami kerusakan sehingga kecenderungan untuk membentu lapisan
krim dapat berkurang. Namun, holder method ini tidak ekonomis dalam skala besar
karena waktu yang diperlukan terlalu lama dan memerlukan pabrik yang besar.
Metode lain yang telah dikembangkan dan lebih sering digunakan dalam kebanyakan susu pasteurisasi sekarang adalah metode HTST (Higher Temperature, Short Time) dan metode UHT (Ultra High Temperature).
Gambar Peralatan HTST
Gambar Peralatan UHT
Sumber: http://www.drink-equipment.com/
Pasteurisasi susu dengan metode HTST dilakukan dengan pemanasan pada suhu
71,7°C selama 15-16 detik. Metode ini cukup untuk membunuh bakteri penyebab
penyakit, termasuk basil tuberkulosis, dan sebagian besar bakteri yang
menyebabkan pengasaman. Kemudian, susu harus didinginkan dengan cepat menjadi
di bawah 10°C. Jika susu dibiarkan dingin secara perlahan-lahan, maka kondisi
ini akan mendorong bakteri penyebab asam dapat tumbuh kembali dan pengasaman
sangat cepat akan terjadi.
Pada pasteurisasi susu dengan metode UHT, dilakukan
dengan cara memanaskan susu pada suhu 138°C selama minimal dua detik. Cara lain
adalah susu dipanaskan selama 15 detik pada suhu 125°C.
Jika proses pasteurisasi telah selesai, susu segar pasteurisasi tersebut segera diisikan ke
dalam wadah, yang telah benar-benar disterilkan sebelum tangan untuk mencegah
susu dari yang terinfeksi kembali dengan bakteri. Berikut adalah
bakteri-bakteri lain yang dapat dicegah dengan pasteurisasi agar tidak tumbuh
pada susu: Micrococcaceae, Shigella sp., Salmonella sp., Mycobacterium,
Coxiella dan masih banyak lagi.
Keuntungan lainnya dari pasteurisasi selain membunuh bakteri adalah susu pasteurisasi
juga difortifikasi atau diperkaya dengan zat gizi penting seperti vitamin D,
yang penting untuk kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium dan menguatkan
tulang. Fortifikasi ini memberikan keuntungan yang lebih dari susu mentah.
Kadar vitamin D dalam susu mentah relatif kecil jika dibandingkan dengan
kebutuhan diet dari manusia.
Kerugian dari pasteurisasi susu adalah
kalsium larut dan penurunan fosfor sebesar 5%; tiamin (vitamin B1), vitamin
B12, dan asam folat sebesar 10%; vitamin B6 (0-8%); dan vitamin C sebesar 20%. Jumlah kehilangan zat-zat gizi tersebut tidak dianggap sebagai kerugian berarti karena hanya dalam jumlah kecil.
Kehilangan vitamin C memang terlihat cukup besar, tetapi karena susu bukan
merupakan sumber utama vitamin C pada pangan maka ini bukanlah sebuah masalah.
Panas juga dapat mendenaturasi protein susu. Namun, efek ini tidak dianggap merugikan
dari sudut pandang gizi karena hanya melibatkan perubahan dalam susunan khusus
dari protein kasein. Tidak ada rincian dari hubungan peptida, sehingga kasein
dapat dianggap sebagai senyawa tahan panas.
Namun, terkadang masyarakat atau konsumen
masih terlalu takut mengenai kerugian di atas. Padahal jelas hanya sebagian
kecil dari zat gizi yang berkurang. Kekeliruan tersebut pada akhirnya dapat
membuat masyarakat lebih memilih mengonsumsi susu yang tidak
dipasteurisasi/susu mentah (raw milk).
Padahal, jelas bahwa susu pasteurisasi
lebih banyak memiliki keuntungan daripada kerugian, serta lebih aman dikonsumsi
jika dibandingkan dengan susu mentah, maka dari itu susu pasteurisasi lebih
dianjurkan untuk dikonsumsi. Jadi, pasteurisasi pada susu memberikan sebuah jaminan keamanan bagi kita yang ingin menikmati enaknya rasa susu dan manfaat gizi yang terkandung di dalamnya.
Referensi:
Alvarez, Valente B. and Fransisco
Parada-Rabell. "Health Bene?ts, Risks, and Regulations of Raw and
Pasteurized Milk". http://ohioline.osu.edu/fse-fact/pdf/0003.pdf (Diakses
7 Mei 2013)
Buckle, K.A. 2009. Ilmu Pangan. Jakarta:
UI Press.
Ross, Don. 2010. Food and Nutrition. New
Delhi: Oxford Book Company
CDC. "Raw (Unpasteurized)
Milk".
http://www.cdc.gov/Features/RawMilk/index.html (Diakses 7 Mei 2013)
FDA. "The Dangers of Raw Milk:
Unpasteurized Milk Can Pose a Serious Health Risk". http://www.fda.gov/Food/ResourcesForYou/Consumers/ucm079516.htm
(Diakses 7 Mei 2013)
Ferrara, Darla. 2011. "Raw Milk vs.
Pasteurization Milk".
http://www.livestrong.com/article/427802-raw-milk-vs-pasteurized-milk/ (Diakses
7 Mei 2013).
Muchtadi et al. 2010. Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan. Jakarta: IKAPI.
US Department of Health and Human
Services. "Grade A Pasteurized Milk Ordinance 2009 Revision".
(Diakses 7 Mei 2013)
Wilson, G. S. (1943), "The
Pasteurization of Milk", British Medical Journal 1 (4286): 261.
Ziv, Aaron. 2011. "Pasteurized Milk
& Salmonella".
http://www.livestrong.com/article/447362-pasteurized-milk-salmonella/ (Diakses
7 Mei 2013)
"Pasteurization".
http://www.daviddarling.info/encyclopedia/P/pasteurization.html (Diakses 7 Mei
2013)
Gambar: theglobeandmail.ca
Pengertian Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan. Bahan Tambahan Makanan dapat memiliki nilai gizi, maupun tidak (Yuliarti, 2007).
Penulis yakin kita semua sering mendengar jargon-jargon iklan yang minyak goreng yang mengatakan bahwa produknya adalah “DUA KALI PENYARINGAN". Kemudian, biasanya masyarakat akan memilih produk tersebut untuk dibeli. Faktanya, sepengetahuan penulis, hampir semua produk minyak goreng yang beredar di masyarakat telah melakukan proses dua kali penyaringan (Mohon koreksi jika penulis keliru). Sebenarnya, bagaimana sih proses pembuatan minyak goreng? Lalu, apa manfaat dari dua kali penyaringan itu sendiri? Coba kita bahas di sini.
Pada saat penulis masih di bangku
kuliah, teman sekaligus kakak kelas penulis meminta penulis untuk
menjadi responden penelitian Indeks Glikemik makanan, tepatnya untuk suatu
produk makanan. Sebagai responden, apalagi mahasiswa gizi, penulis mendapat
manfaat dari penelitian ini. penulis jadi tahu bagaimana melakukan
tes indeks glikemik pada makanan. Hmm... walau pada akhirnya penulis hanya
responden, tidak dilibatkan dalam pengolahan datanya.
Ya, intinya pada postingan kali ini
akan fokus membahas apa itu Indeks Glikemik. Yuk mari kita bahas!
Assalamuallaikum wr.wb.,
para pembaca sekalian. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan kesuksesan
selalu oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Gambar: www.theglebeprimary.org.uk
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas seputar peran gizi dalam aktivitas fisik. Peran zat gizi tidak hanya gizi makro saja, melainkan termasuk gizi mikro. Zat gizi apa sih yang berperan dalam aktivitas fisik agar tubuh tetap bugar? Lalu, apa saja sih masing-masing peranan zat-zat gizi tersebut? Mari kita bahas!
Jangan Lupa Minum! Ya,
itulah bahasan dari tulisan penulis kali ini. Penulis terinspirasi menulis
tentang ini karena terinspirasi dari ayah penulis yang selalu mengingatkan agar
tidak lupa atau sering-sering minum Air Putih. Iya, ini juga merupakan salah
satu dari PESAN UMUM GIZI SEIMBANG dimana kita harus minum minimal delapan
gelas air putih dalam satu hari.
Gambar: www.turntrim.com
Jadi, apa sih pentingnya air bagi kehidupan tubuh? Bagaimana air dalam tubuh? Terus kenapa harus air putih gitu? Kalau air yang lain kenapa? Nah, mari kita bahas di sini.
Pernah mengalami diare,
muntaber, tipus, demam? Yap, penyakit-penyakit tersebut adalah beberapa
penyakit yang disebabkan oleh atau dari makanan. Biasanya berasal atau
disebabkan oleh kontaminasi biologis, kimia, dan fisik.
Kemudian pernahkah anda
mendengar kata-kata, "Hati-hati dengan kontaminasi silang! Perhatikan jangan sampai terjadi kontaminasi
siang! Penulis tidak mau mencicipi makanan yang terkena kontaminasi
silang!" Yap, itulah kata-kata yang sering digaungkan oleh Chef Juna dan
kawan-kawan dalam suatu ajang pencarian bakat memasak.
Pada postingan kali ini penulis
akan membahas mengenai kontaminasi penyebab Food-Borne
Disease, penyebab-penyebabnya, dan pencegahannya. Lalu, memangnya apa sih
kontaminasi silang itu? Hal itu juga akan dibahas disini. Mari kita bahas!