Indeks Glikemik Sebagai Sebuah Strategi Diet

22:00:00





Pada saat penulis masih di bangku kuliah, teman sekaligus kakak kelas penulis meminta penulis untuk menjadi responden penelitian Indeks Glikemik makanan, tepatnya untuk suatu produk makanan. Sebagai responden, apalagi mahasiswa gizi, penulis mendapat manfaat dari penelitian ini. penulis jadi tahu bagaimana melakukan tes indeks glikemik pada makanan. Hmm... walau pada akhirnya penulis hanya responden, tidak dilibatkan dalam pengolahan datanya.

Ya, intinya pada postingan kali ini akan fokus membahas apa itu Indeks Glikemik. Yuk mari kita bahas!


Indeks Glikemik (IG), merupakan sistem peringkat yang dibuat untuk membandingkan makanan kaya karbohidrat menurut respon glukosa darah yang diketahui melalui suatu uji standar (Burke dan Cox, 2010).

Indeks Glikemik adalah skala peringkat makanan kaya karbohidrat berdasarkan seberapa signifikannya makanan tersebut dalam meningkatkan kadar gula darah dibandingkan dengan makanan standar yang dijadikan acuan. Indeks glikemik digunakan untuk mengukur seberapa cepat makanan tertentu dapat meningkatkan gula darah setelah makanan tersebut dikonsumsi dengan perbandingannya terhadap jumlah yang sama dari karbohidrat dalam roti putih. Makanan lain yang dapat menjadi acuan adalah gula pasir (Canadian Diabetes Association, 2013; Hoeger dan Hoeger, 2010).

Pada saat penulis masih di bangku kuliah, teman sekaligus kakak kelas penulis meminta penulis untuk menjadi responden penelitian Indeks Glikemik makanan, tepatnya untuk suatu produk makanan. Sebagai responden, apalagi mahasiswa gizi, penulis mendapat manfaat dari penelitian ini. Penulis jadi tahu bagaimana melakukan tes indeks glikemik pada makanan. Hmm... walau pada akhirnya penulis hanya responden, tidak dilibatkan dalam pengolahan datanya.

Ya, intinya pada postingan kali ini akan fokus membahas apa itu Indeks Glikemik. Yuk mari kita bahas!

Indeks Glikemik (IG), merupakan sistem peringkat yang dibuat untuk membandingkan makanan kaya karbohidrat menurut respon glukosa darah yang diketahui melalui suatu uji standar (Burke dan Cox, 2010).

Indeks Glikemik adalah skala peringkat makanan kaya karbohidrat berdasarkan seberapa signifikannya makanan tersebut dalam meningkatkan kadar gula darah dibandingkan dengan makanan standar yang dijadikan acuan. Indeks glikemik digunakan untuk mengukur seberapa cepat makanan tertentu dapat meningkatkan gula darah setelah makanan tersebut dikonsumsi dengan perbandingannya terhadap jumlah yang sama dari karbohidrat dalam roti putih. Makanan lain yang dapat menjadi acuan adalah gula pasir (Canadian Diabetes Association, 2013; Hoeger dan Hoeger, 2010).

Jadi, kita tidak hanya menghitung total jumlah karbohidrat dalam makanan tapi juga melihat dampaknya pada kenaikan gula darah kita (WHFoods, 2013). Indeks glikemik bahan makanan BUKAN menyatakan berapa banyak karbohidrat, melainkan jenis apa yang terkandung dalam suatu jenis makanan. Indeks Glikemik bahan makanan hanyalah salah satu aspek dalam analisis makanan (D’Adamo dan Whitney, 2009).

Sederhananya, Indeks Glikemik merupakan sebuah skala untuk mengetahui sejauh mana atau seberapa signifikan suatu makanan dapat meningkatkan gula darah. Konsep Indeks Glikemik, pada awalnya, dikembangkan untuk membantu penderita diabetes guna mengontrol kadar gula darah mereka, tetapi seiring berjalannya waktu Indeks Glikemik juga dapat menjadi keuntungan untuk pengaturan pola makan atlet dan bagi orang-orang yang senang berolahraga (Bean, 2009).

Keuntungan Diet Rendah Indeks Glikemik

  • Dapat membantu dalam mengontrol gula darah, sehingga menurukan resiko penyakit diabetes tipe 2
  • Dapat membantu dalam mengontrol kadar kolesterol, sehingga menurunkan resiko penyakit jantung koroner
  • Dapat membantu dalam mengontrol nafsu makan
  • Penurunan resiko sindrom metabolik, stroke, depresi, penyakit ginjal kronis, pembentukan batu empedu, neural tube defects, pembentukan uterin, kanker (payudara, kolon, dan pankreas)
(WHFoods, 2013)

Perubahan yang berbeda pada kadar glukosa dan/atau insulin dapat memberikan efek lebih lanjut pada asupan makanan atau pada peningkatan overweight, ataupun obesitas. Makanan dengan Indeks Glikemik yang lebih rendah akan menimbulkan rasa kenyang yang lebih besar. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa makanan Indeks Glikemik rendah dapat memicu peningkatan kadar kolesitokenin yang lebih besar dan rasa kenyang (satiasi) yang lebih setelah makan. Walau masih perlu diuji lebih lanjut, tetapi hasil penelitian sejauh ini menunjukkan hubungan terbalik antara efek Indeks Glikemik pada berat badan dan komposisi tubuh (Gibney, 2009).

Klasifikasi Indeks Glikemik Makanan

Orang-orang yang sudah berumur lebih dari 40 tahun harus membatasi makanan IG tinggi. Untuk mereka yang terkena diabetes, makanan IG tinggi harus dihindari! Berikut, contoh makanan dengan IG rendah-sedang-tinggi:
  • Makanan GI Rendah (skala 55 atau kurang): nasi merah, oat, pasta gandum (fettucinispaghetti yg direbus kurang dari 10-15 menit), ubi jalar, jagung, ubi, yoghurt rendah lemak, susu skim, susu coklat, whole milk, sebagian besar buah-buahan (jeruk, peach, kiwi, mangga, anggur, anggur hijau, pir, apel, tomat, ceri, dll), sayuran yang dimasak tanpa tepung, kacang tanah, kacang mede, kacang hitam, kacang merah, kacang kedelai, kacang panggang, kacang lima, kacang polong terkupas, kacang panjang, buncis, wortel, biji-bijian, dll.
  • Makanan GI Sedang (skala 56-69): talas, gandum utuh, gandum hitam, gandum giling, roti gandum, roti gandum hitam, roti kembung, roti pita, beras, nasi basmati (nasi putih long grain), kentang, kentang rebus, quick oats, couscous, madu, pisang, dll.
  • Makanan GI Tinggi (skala 70 atau lebih): sport drinks, roti tawar putih, corn flakes, instant oatmeal, nasi putih short grain (nasi putih yang biasa kita makan), ubi, labu, kue beras, popcorn, semangka, gula putih, cookies, mashed potato (bubur kentang), kentang tumbuk, kentang panggang, kentang goreng, roti bagel, dll.

Cara Menghitung Indeks Glikemik

Lalu bagaimana caranya menghitung Indeks Glikemik? Dari The University of Sidney (2013), untuk menentukan rating dari IG (Rendah, Sedang, Tinggi) adalah dengan menyiapkan makanan atau minuman yang mengandung kira-kira 10-50 gram karbohidrat untuk dimakan oleh setidaknya 10 orang sehat setelah puasa semalaman. Indeks glikemik menggunakan skala 0 sampai 100, semakin tinggi nilainya maka makanan tersebut makin cepat meningkatkan gula darah. Glukosa murni dijadikan sebagai patokan dengan nilai IG 100 (Nutrition Self Data, 2013).

Pengalaman penulis adalah diminta tidak mengonsumsi makanan apapun setelah jam 10 malam. Tes diadakan jam 8 pagi. Tentunya penulis juga tidak sarapan, tim peneliti lah yang nantinya akan memberikan makanan yang harus dimakan. Jadi, yang pertama harus dilakukan adalah mengambil darah responden saat masih dalam keadaan berpuasa, lalu menyuruh pasien makan dan 15 menit kemudian diambil darahnya lagi. Jadi interval yang diperlukan dalam pengambilan darah adalah 15-30 menit selama 2 jam ke depan. Sampel darah ini digunakan untuk mengkonstruk kurva respon gula darah selama periode 2 jam.

Sumber Gambar: healthiack.com

Pada gambar di atas, Area Under Curve (AUC) atau Area Bawah Kurva dikalkulasikan untuk merefleksikan total kenaikan level glukosa darah setelah memakan makanan yang dites. Rating IG (%) dihitung dengan membandingkan AUC makanan yang dites dengan AUC makanan yang dijadikan bahan referensi (Jumlah glukosa yang sama) dan batasnya adalah angka 100. Penggunaan makanan standar adalah esensial untuk mengurangi pengaruh confounding (pengacau) perbedaan pada karakteristik fisik dari responden. Rata-rata rating IG dari semua responden dipublikasikan sebagai Indeks Glikemik makanan tersebut (The University of Sidney, 2013).

Pengalaman penulis waktu lalu, makanan yang dites adalah mie instan, sedangkan makanan yang dijadikan standar atau pembandingnya adalah larutan glukosa (air dan gula). Pengambilan data dari kedua makanan  tersebut juga dilakukan pada hari yang berbeda. Tepatnya 1 minggu jangka waktunya.

Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik

Lemak dan serat berperan menurunkan Indeks Glikemikpada makanan. Aturan dasarnya, semakin lama atau sering makanan diproses atau dimasak, Indeks Glikemik akan semakin tinggi (American Diabetes Association, 2014):
  • Kematangan dan lama penyimpanan: Semakin matang buah atau sayuran, maka Indeks Glikemik akan makin tinggi.
  • Pengolahan: jus memiliki Indeks Glikemik yang lebih tinggi dari buah asli, mashed potato punya Indeks Glikemik lebih tinggi dibanding kentang yang dipanggang secara utuh.
  • Durasi memasak: Berapa lama makanan dimasak, Semakin lama dimasak, semakin tinggi Indeks Glikemik (al dente pasta memiliki Indeks Glikemik rendah daripada pasta soft-cooked).
  • Jenis: nasi putih long-grain memilik Indeks Glikemik lebih rendah dari nasi merah tetapi nasi putih short-grain punya Indeks Glikemik yang lebih tinggi dibanding nasi merah.
  • Pencampuran makanan: Indeks Glikemik makanan berbeda ketika dimakan secara bersamaan ataupun sendiri. Menggabungkan makanan tinggi IG dan rendah IG adalah ide bagus untuk mempertahankan gula darah. Makanan dengan banyaknya zat gizi memiliki IG lebih tinggi dari makanan yang sedikit mengandung zat gizi. Contoh, Oatmeal punya IG lebih tinggi dari coklat.

Ketika anda makan banyak makanan yang menyebabkan respon glikemik cepat naik, anda akan merasa ada peningkatan energi dan mood sebagaimana gula darah meningkat, tapi akan juga meningkatkan simpanan lemak, kelesuan, dan lebih lapar lagi pada nantinya. Indeks glikemik tidak bekerja sendiri dalam menaikkan gula darah. Tergantung juga pada jumlah makanan yang dikonsumsi. Konsep Indeks Glikemik dikombinasikan dengan total asupan yang itulah disebut sebagai "Glikemik Load" (Nutrition Self Data, 2013).

Meskipun sebagian besar permen memiliki Indeks glikemik yang relatif tinggi, makan satu buah permen saja tidak akan menghasilkan respon glikemik yang terlalu signifikan terhadap gula darah. Ini terjadi karena respon glikemik tubuh tergantung pada jenis dan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Konsep ini, yang dikenal sebagai Glikemik Load, pertama kali dipopulerkan pada tahun 1997 oleh Dr Walter Willett dkk di Harvard School of Public Health. Glikemik Load dihitung dengan cara ini (Nutrition Self Data, 2013):

GL = GI/100 x Net Carbs
(Net Carbs: Total Karbohidrat minus serat)

Jadi, begitulah penjelasan singkat mengenai Indeks Glikemik. Untuk lebih jauh mengerti tentang peran Indeks Glikemik terhadap atlet dan perannya dalam dunia gizi olahraga, terutama sepak bola, silahkan klik tautan berikut:



You Might Also Like

0 Leave comment