Serat Pangan dan Karbohidrat Kompleks: Strategi Diet Sehat

12:40:00


Karbohidrat kompleks! Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata tersebut? Serat? Sesungguhnya Karbohidrat kompleks bukan hanya serat tetapi ada juga glikogen dan pati (starches). Serat Pangan adalah karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna, sedangkan Glikogen dan Pati dapat dicerna. Karbodhidrat kompleks sangatlah berperan dalam membantu kita menjalani diet sehat. Pada kesempatan kali ini, penulis mungkin akan lebih mendalam membahas tentang serat.

Serat pangan adalah bagian dari struktur tumbuhan dan ditemukan di semua makanan yang berasal dari tumbuhan, seperti sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Kebanyakan berbentuk sebagai polisakarida. Serat memiliki sifat tidak dapat dicerna oleh enzim dalam tubuh. Para ahli membagi serat makanan menjadi beberapa kategori (Whitney dan Rolfes, 2008).

A. Soluble Fibers (Serat Larut Air): Serat larut memiliki manfaat dalam hal melindungi diri dari penyakit jantung dan diabetes dengan cara menurunkan kolesterol darah serta LDL dan menurunkan level glukosa dengan cara memperlambat penyerapan glukosa. Fungsi lainnya adalah menunda pengosogan lambung, sehingga memperlama rasa kenyang. Tipe serat yang mudah dicerna oleh bakteri dalam kolon. Jika banyak mengonsumsi serat larut air maka harus diimbangi dengan asupan air yang cukup.

Biasanya, serat jenis ini dapat ditemukan pada barley, kacang-kacangan, beras, gandum, oat, kentang, ubi, bawang, apel, kacang merah, dan buah jeruk. Jenis dari serat tidak larut air adalah Pektin, gums, mucilages, dan beberapa hemiselulosa.

B. Insoluble Fibers (Serat Tidak Larut Air): serat tidak larut 'mendukung' gerakan usus untuk mencerna makanan dan mengurangi sembelit, mencegah usus buntu, membantu mengatasi diabetes, menurunkan kadar kolesterol (LDL). Tipe serat yang tidak secara cepat difermentasi di kolon.

Dapat ditemukan pada gandum utuh, biji-bijian, kacang, jagung, beras, seledri, brokoli, kubis, bawang, tomat, juga terdapat pada kulit buah-buahan seperti apel, anggur, pir, dan jambu biji. Ada tiga jenis serat tidak larut air, yaitu:
  • Lignin: Sumber utamanya adalah gandum, fungsinya adalah untuk meningkatkan pengeluaran kotoran.
  • Selulosa: Sumber utamanya adalah pada semua tumbuhan, fungsinya adalah untuk meningkatkan pengeluaran kotoran.
  • Hemiselulosa: Sumber utamanya adalah serealia, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

C. Resistant Starches (Pati Resistan): ada sebagian kecil dari jenis pati yang dianggap sebagai serat makanan. Pati jenis ini membantu pengeluaran pencernaan dan absorbsi pada usus kecil. Pati dapat resis/menahan pencernaan untuk beberapa alasan, termasuk efisiensi individu dalam mencerna pati dan sifat fisik makanan. Pati resistan umum terdapat pada seluruh kacang-kacangan, kentang mentah dan pisang mentah.

Berikut ini adalah list makanan kaya serat yang dapat ditemukan di Indonesia dari pengetahuan pribadi dan berbagai sumber (MedlinePlus, 2012; USDA National Nutrient Database for Standard Reference, 2012; dan WebMD, 2011):
  • Sayuran: Lettuce, Wortel, bayam, kangkung, brokoli, asparagus, buah bit, jamur, labu, lobak, ubi jalar, buncis, jagung, kentang.
  • Kacang-kacangan: kacang hitam, biji kapri yg dibelah-belah, kacang merah, kacang lima, biji bunga matahari, almond, kacang hijau.
  • Buah: apel dengan kulit, pisang, pir dengan kulit, peach, berry, jeruk, salak, pepaya, mangga, buah ara, korma, kismis, aprikot dan buah kering lainnya.
  • Gandum: oatmeal dan sereal-sereal, roti gandum, nasi merah, popcorn, pasta gandum.

Beberapa waktu lalu teman penulis bertanya pada penulis,"Ton, memangnya benar salak kalau kebanyakan dimakan bisa bikin susah BAB?" Jujur saja penulis baru tahu ada mitos seperti ini berkembang di masyarakat. Yang penulis tahu, semua serat baik di buah salak, jeruk, atau buah-buah lainnya memiliki fungsi yang sama. 


Penulis berusaha mencari referensi mengenai buah salak atau serat pada salak, maksudnya adakah zat gizi atau non gizi yang dapat berperan dalam hal ini. sayangnya, penelitian mengenai salak sangatlah sedikit. Jadi, sejauh ini, penulis masih berpendapat Salak tidak akan membuat susah BAB, justru serat di dalamnya akan membantu pencernaan.

Serat berfungsi membuat bulk (menggumpalkan) feses, membuat pergerakan usus menjadi lebih mudah, khususnya pada serat tidak larut. Ketika serat dikonsumsi secara cukup, feses akan dalam keadaaan large dan soft karena berbagai serat yang dikonsumsi dari tumbuhan dapat menyerap air. Kotoran dalam keadaan large akan lebih mudah menstimulasi otot-otot intestinal (usus) untuk mengeluarkan kotoran tersebut.

Gambar: www.liquo8.com

Jadi, tidaklah bekerja sendiri tetapi dibantu oleh AIR untuk melancarkan pencernaan. Itulah sebabnya mengapa kalau kita banyak minum air, terutama di pagi hari, akan mempercepat keinginan untuk BAB. Konstipasi terjadi ketika jarang atau sedikit makan serat. Biasanya feces akan kecil (kadang juga besar) dan keras. Kondisi ini dapat merugikan karena dapat memperbesar resiko hemoroid ketika mengejan terlalu keras (Wardlaw dan Hampl, 2007).

Serat Pangan dan Diet Sehat 

Manfaat serat tidak hanya pada pencernaan tetapi memakan makanan kaya serat juga dapat mengontrol berat badan dan mengurangi resiko obesitas. Proses 'bulky' tidak menyerap banyak energi tubuh. Makanan juga akan di-chew dalam waktu lama. Meningkatkan asupan makanan kaya serat adalah strategi untuk memuaskan diri setelah makan. Jadi kita tidak akan ngemil-ngemil lagi gitu maksudhya. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, serat larut air dapat memperlampat penyerapan glukosa dari intestin kecil dan berkontribusi lebih baik pada sirkulasi gula darah, maka untuk penyembuhan diabetes akan lebih baik.

Manfaat serat lainnya adalah serat larut air, khususnya, dapat menghambat absorpsi kolesterol dan asam empedu (yang kaya kolesterol karena bahan baku utama dari asam empedu adalah kolesterol) dari usus kecil, yang pada akhirnya akan mengurangi kolesterol (LDL/jahat) dalam darah dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler dan batu empedu.

Asam lemak rantai pendek dihasilkan dari degradasi bakterial dari serat larut air (asam propionat) juga dapat mengurangi sintesis kolesterol di liver. Lalu, penyerapan glukosa yang lambat akan membuat sedikitnya pengeluaran insulin. Karena insulin menstimulasi sintesis koleterol di hati, pengurangan pada insulin dapat berkontribusi pada kemampuan serat larut air untuk menurunkan gula darah (Wardlaw dan Hampl, 2007).

Asupan adekuat serat untuk dewasa adalah 25 gram/hari untuk wanita dan 28 gram/hari untuk laki-laki. Setelah usia 50 tahun, kebutuhan akan menurun: perempuan 21 gram/hari dan laki-laki 30 gram/hari (Wardlaw dan Hampl, 2007).  Angka tersebut adalah suatu usaha dalam rangka mencapai Angka kecukupan serat pangan (AKS) bagi anak, remaja, dan dewasa adalah 14 g serat pangan per 1000 kkal kecukupan energi (IOM 2005).

 Sumber Gambar: AKG 2013

Menurut American Dietetic Association; kebanyakan orang hanya mengonsumsi 11 gram serat makanan setiap harinva. Jumlah ini belum mencukupi kebutuha harian. Food and Nutrition Board dari US National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi serat sekitar 25-35 gram per hari untuk setiap individu. Makanya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kita disarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah 5 porsi sehari dan membaca Label Pangan.

Ada gak sih dampak buruk dari serat ini? Kok dari tadi bagus-bagus aja? Sebenarnya ada beberapa masalah yang dapat timbul jika terlalu banyak makan serat tapi ini dalam kondisi tertentu, misalnya sedang sakit yang berhubungan dengan pencernaan (tifus, diare, pasca operasi saluran pencernaan). Pada kondisi ini tidak dianjurkan makan-makanan kaya serat karena dapat menjadi beban bagi usus yang seharusnya pada kondisi itu 'diistirahatkan'.

Kemudian, seperti yang dibahas pada masalah salak tadi. Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak (contoh 60 gram per hari) makanan kaya serat dan TIDAK DIIMBANGI dengan konsumsi cairan atau air yang cukup, maka kotoran akan sulit atau keras untuk dikeluarkan. Usus juga dapat terblokade, sehingga kadang memerlukan operasi. Konsumsi serat yang sangat tinggi akan mengurangi kesediaan zat gizi. Contoh, ketika serat dikonsumsi terlalu banyak, penyerapan zinc dan zat besi dapat terhalang (Wardlaw dan Hampl, 2007).

Jenis Karbohidrat Kompleks lainnya, adalah Glikogen dan Pati.

Glikogen. Sumber utamanya jelas pada makanan sumber karbohidrat. Namun, juga ditemukan pada daging, walau tidak banyak dan tidak pada semua tumbuhan. Tubuh manusia mensuplai glukosa sebagai glikogen untuk disimpan dalam tubuh, sebagai cadangan energi. Ketika pesan hormonal mengatakan untuk "melepas energi" sampai pada hati dan sel otot (tempat penyimpanan glikogen), maka enzim merespon dengan memecah cabang-cabang glikogen secara bersamaan, membuat persedian glukosa naik untuk dijadikan sumber energi. Gampangnya, Glikogen adalah bentuk simpanan karbohidrat, yaitu glukosa di dalam tubuh. Di disimpan dalam hati dan otot dan akan kembali diubah menjadi glukosa ketika diperlukan untuk energi (Whitney dan Rolfes, 2008).

Jika tubuh manusia dapat mensuplai glukosa sebagai glikogen, sel tumbuhan mensuplai glukosa sebagai pati. Molekul pati raksasa disimpan atau 'dibungkus' berdampingan pada padi-padian seperti gandum atau beras, juga pada tumbuhan akar dan umbi-umbian seperti ubi dan kentang, dan kacang-kacangan dalam seperti kacang polong dan kacang-kacangan. Ketika anda memakan tumbuhan, tubuh kita menghidrolisis pati menjadi glukosa dan menjadikannya sebagai sumber energi. Makanan sumber pati berasal dari tumbuhan. Gandum adalah sumber terbaik, menyediakan banyak energi. Kalau di Asia umumnya berasal dari beras (Whitney dan Rolfes, 2008).

Kesimpulannya adalah serat itu baik untuk tubuh, baik untuk pencernaan, jantung, gula darah dan lain-lain tapi kalau sudah dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa dibarengi asupan air maka efeknya tidak akan maksimal. Biasakan konsumsi sayur dan buah setiap hari dan makanan lain yang juga mengandung serat. Baca label pangan.

--------------------------------------------------------------
REFERENSI:

Hardinsyah, Hadi Riyadi, dan Victor Napitupulu. 2013. KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT http://hadiriyadiipb.files.wordpress.com/2013/03/angka-kecukupan-gizi-2012-energi-protein-karbohidrat-lemak-serat.pdf. diakses tanggal 20 Januari 2014.

Update: AKG 2013
http://himagizi.lk.ipb.ac.id/files/2014/01/AKG2013-Hardin-Final-Edit-bersama.pdf

Wardlaw, Gordon M dan Jeffrey S. Hampl. 2007. Perspectives in Nutrition 7th Edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

Whitney, Ellie dan Sharon Rady Rolfes. 2008. Understanding Nutrition, 11th Edition. USA: Thomson Learning, Inc.

MedlinePlus. 2012. "High-fiber foods".
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000193.htm

USDA National Nutrient Database for Standard Reference, 2012 diambil dari sini http://www.mayoclinic.org/high-fiber-foods/art-20050948

WebMD. 2012. "The Benefits of Fiber: For Your Heart, Weight, and Energy". http://www.webmd.com/diet/fiber-health-benefits-11/slideshow-high-fiber-foods

"Serat Sahabat Pencernaan"
http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_contentdantask=viewdanid=113danItemid=2 diakses tanggal 20 Januari 2014.

Gaya Hidup Sehat No. 555 / 5-11 Maret 2010

Ongko, Jansen. 2013. "Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan". http://www.ask-jansen.com/manfaat-serat/

You Might Also Like

0 Leave comment