Peran Gizi dalam Kebugaran dan Olahraga (Nutrition in Sport and Fitness)
15:26:00
Assalamuallaikum wr.wb.,
para pembaca sekalian. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan kesuksesan
selalu oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Gambar: www.theglebeprimary.org.uk
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas seputar peran gizi dalam aktivitas fisik. Peran zat gizi tidak hanya gizi makro saja, melainkan termasuk gizi mikro. Zat gizi apa sih yang berperan dalam aktivitas fisik agar tubuh tetap bugar? Lalu, apa saja sih masing-masing peranan zat-zat gizi tersebut? Mari kita bahas!
Karbohidrat
adalah zat gizi yang paling awal digunakan ketika kita akan menjalani
aktivitas fisik. Karbohidrat yang telah disimpan dalam tubuh akan dipecah
menjadi energi. Di dalam tubuh manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk
glikogen di tiga tempat berbeda, yaitu:
a. Glikogen otot (300-400
g) setara dengan 1200-1600 Kkal
b. Glikogen darah (5 g)
setara dengan 20 Kkal
c. Glikogen di hati (75-100
g) setara dengan 300-400 Kkal
Penggunaan glikogen sebagai
sumber energi tidak hanya tergantung pada intensitas
kegiatan, tetapi juga pada durasi.
Dalam 20 menit pertama atau lebih dari aktivitas moderat (sedang), seseorang
menggunakan sekitar seperlima dari glikogen yang tersedia untuk bahan bakar
(energi). Glikogen yang paling awal digunakan adalah glikogen yang tersimpan di
dalam otot.
Jika glikogen dalam otot
sudah habis, maka glikogen di dalam hati juga akan ikut dipecah agar dapat
menjadi energi. Setelah 20 menit, penggunaan glikogen sebagai bahan bakar akan
berkurang dan tubuh akan lebih banyak menggunakan lemak sebagai bahan bakar. Namun, penggunaan glikogen tidak selesai begitu saja, melainkan tetap
terus berjalan meskipun sebagian besar sumber energi sudah diambil alih oleh
lemak.
Hal tersebut dapat
menjelaskan bahwa jika kita ingin mengurangi jumlah lemak dalam tubuh, maka
tidak dapat dilakukan dengan hanya berolahraga sebanyak 10-15 menit saja,
tetapi dengan semakin sering kita berolahraga maka tubuh dapat lebih cepat
untuk mengkonversi lemak sebagai bahan bakar.
Kenapa bisa begitu? Hal ini disebabkan orang yang sering berolahraga memiliki kemampuan Vo2max (kemampuan tubuh mengambil oksigen) lebih tinggi, sehingga oksigen terangkut ke sel dan mempertahankan metabolisme tetap aerobik. Selain itu, semakin terlatih seseorang semakin besar dan banyak mitokondria.
Kenapa bisa begitu? Hal ini disebabkan orang yang sering berolahraga memiliki kemampuan Vo2max (kemampuan tubuh mengambil oksigen) lebih tinggi, sehingga oksigen terangkut ke sel dan mempertahankan metabolisme tetap aerobik. Selain itu, semakin terlatih seseorang semakin besar dan banyak mitokondria.
Apa
fungsi dari mitokondria? Pembakaran asam lemak menjadi karbondioksida
dan air terjadi di mitokondria. Pemindahan elektron dari asam lemak ke oksigen
pada mitokondria menghasilkan ATP yang akan digunakan sebagai energi atau bahan
bakar. Selain itu, jika kita sering berolahraga maka kerja jantung dan
paru-paru juga akan semakin kuat dan lebih baik untuk mengantarkan oksigen ke
dalam lemak pada aktivitas intensitas tinggi.
Para atlet biasanya,
beberapa hari sebelum bertanding, akan menyiasati suatu rencana diet tertentu
agar mereka tidak kehabisan tenaga saat bertanding. Rencana diet tersebut dapat
disebut sebagai Carbohydrate Loading(Karbo Loading). Karbo Loading adalah sebuah rencana diet tinggi
karbohidrat yang biasa digunakan oleh atlet cabang endurance (contoh: marathon, triathlon, renang jarak jauh, sepak
bola, basket, bersepeda, lari 30 km, kano, dsb) yang dirancang untuk menyimpan
glikogen dalam jumlah besar.
Gambar:
Karbo
Loading bertujuan agar atlet tidak mudah lelah saat melakukan event yang panjang (endurance, biasanya lebih dari 90
menit), tetapi strategi ini tidak menambah kecepatan (speed) mereka. Setelah 90 menit cadangan glikogen pada otot akan
semakin menipis.
Karbo Loading juga dapat
mencegah atlet agar dapat memiliki persediaan glikogen yang cukup sebelum tubuh
akan mengkonversi lemak menjadi energi atau bahan bakar. Jika glikogen habis
lebih cepat, sehingga tubuh terlalu cepat mengkonversi lemak menjadi energi
sebelum waktunya (seperti yang kita bahas di atas), maka tubuh akan menjadi
cepat lelah dan kerja atlet menjadi tidak maksimal.
Namun, perlu diingat bahwa karbohidrat yang dimaksud bukanlah makanan manis seperti, donat
manis, kue-kue banyak gula, cokelat, sirup, teh manis, dll. Kenapa atlet tidak
disarankan mengonsumsi makanan manis seperti itu? Karena dapat membuat berat
badan mereka naik (resiko kegemukan) dan makanan dengan indeks glikemik rendah
seperti itu tidak akan disimpan dalam waktu lama alias akan cepat habis/menipis
ketika digunakan, bahkan pada hari itu juga.
Karbohidrat yang dimaksud adalah karbohidrat kompleks yangmemiliki nilai indeks glikemik rendah-sedang, seperti nasi putih, nasi merah,
gandum, serat dalam buah-buahan dan sayuran. Susu juga masih dianjurkan untuk
Karbo Loading.
Sedangkan, konsumsi lemak
untuk atlet haruslah diperhatikan. Atlet tidak boleh mengonsumsi lemak secara
berlebihan karena dapat berisiko terhadap kenaikan berat badan yang tidak
diharapkan. Asupan makanan berlemak yang berlebihan juga dapat membebani
percernaan. Sumber lemak yang dikonsumsi juga tidak dianjurkan berasal dari trans fat, seperti
gorengan, mentega, dan junk food di restoran cepat saji.
Gambar: medscape.com
Sumber lemak yang
dianjurkan dapat berasal dari lemak nabati (tempe, tahu, kedelai, dll) dan
lemak hewani (daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu, dll) Asupan
lemak per hari sekitar 20-30% dari total kebutuhan energi atlet cabang
endurance dan 30-35% dari kebutuhan energi total untuk atlet cabang speed
(contoh: lari 100-400 m, balap sepeda jarak dekat, renang jarak dekat).
Plasma asam lemak bebas
saat olahraga dapat ditentukan oleh:
- Norepinefrin: merupakan stimulator kuat peningkatan metabolismee asam lemak bebas
- Laktat: menghambat metabolisme asam lemak bebas
- Hormon; insulin: menghambat metabolisme asam lemak bebas. Namun, selama aktivitas yang lama, kadar insulin menurun. GH: meningkatkan metabolisme lemak dan karbohidrat
- Kopi: meningkatkan metabolisme asam lemak bebas
Lalu bagaimana dengan
protein?
gambar: www.functionalfitmag.com
Protein dapat berfungsi
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh,
mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi,
mengangkut zat gizi, dan menjadi sumber energi apabila karbohidrat maupun lemak
yang dikonsumsi tidak mencukupi. Kemudian, sejatinya protein adalah zat giziyang berguna untuk membentuk otot. Kita mengonsumsi makanan sumber hewani
ataupun sumber nabati guna memperoleh protein yang nantinya akan diubah menjadi
otot, seiring dengan semakin seringnya kita beraktivitas fisik atau
berolahraga.
Namun, bukan berarti sumber tenaga kita adalah protein. Ingat, sumber
energi utama adalah karbohidrat, kemudian lemak, dan protein adalah bahan baku
pembuatan otot (tidak dikonversi menjadi energi). Jika tubuh terlalu sering
menjadikan protein sebagai tenaga, maka otot kita justru akan semakin
berkurang. Jumlah protein yang berlebih juga dapat dikonversi ke dalam bentuk
lemak dan karbohidrat.
Protein dengan nilai
biologik tinggi (protein hewani) lebih dianjurkan dikonsumsi karena lebih cepat
dan mudah dicerna oleh tubuh. Penambahan protein lebih dianjurkan dikonsumsi
setelah latihan untuk pemulihan otot. Pembentukan masa otot (hipertrofi) dan
kekuatan otot ditentukan oleh latihan yang terprogram baik dan ditunjang oleh
makanan yang berimbang. Olahraga atau latihan fisik akan meningkatkan sintesis
protein otot (MPS) dan pemecahan protein otot (MPB). Maka dari itu untuk
mendapatkan otot yang hipertrofi diperlukan keseimbangan dari makanan dan
olahraga.
Kemudian, pada 2 tabel di
bawah ini saya juga menyajikan informasi mengenai fungsi zat gizi mikro
terhadap aktivitas fisik:
Vitamin
|
Fungsinya berhubungan dengan aktivitas fisik
|
A
|
Antioksidan
|
B1
(thiamin)
|
Metabolisme
karbohidrat
|
B2
(riboflavin)
|
Transport
electron (FAD) di mitokondria
|
B3
(niasin)
|
Alur
metabolik ganda sebagai NAD dan NADP
|
B6
(piridoksin)
|
Sintesis
asam amino; produksi Hb; konversi triptofan menjadi niacin; bagian dari enzim
yang berperan dalam pemecahan glikogen
|
Folat
|
Sintesis
sel darah merah
|
Asam
pantotenat
|
Metabolismee
oksidatif sebagai CoA
|
Biotin
|
Reaksi
biosintesis
|
B12
(cyanocobalamin)
|
Sintesis
sel darah merah
|
C
|
Antioksidan,
sintesis katekolamin, perbaikan jaringan
|
D
|
Homeostasis
kalsium; prekursor kolesterol
|
E
|
Antioksidan,
pencegahan kerusakan akibat radikal bebas
|
Mineral
|
Fungsinya berhubungan dengan aktivitas fisik
|
Magnesium
|
Regulasi
metabolisme energi, kofaktor dan activator berbagai enzim, terlibat dalam
metabolisme Ca, serta mempertahankan gradient electron melewati saraf dan
membrane sel otot
|
Zinc
|
Kofaktor
berbagai reaksi enzim, meningkatkan laju perbaikan jaringan rusak
|
Tembaga
|
Modulasi
aktivitas enzim serts berperan dalam sintesis Hb, katekolamin, dan hormone
peptide
|
Selenium
|
Antioksidan
(pembentukan enzim glutation peroksidase, membantu mencegah kerusakan sel)
|
Natrium,
Kalium, dan Klor
|
Regulasi
cairan
|
Besi
|
Dalam
Hb mentransport O2 ke jaringan
|
Kalsium
|
Mempertahankan
massa tulang; pembekuan darah; transmisi saraf; kontraksi otot
|
0 Leave comment