Seri Karbohidrat: Singkong, Kentang, dan Papeda yang Tak Boleh Dilupakan

09:58:00



Singkong, kentang, dan papeda adalah makanan sumber karbohidrat yang cukup sering dikonsumsi dalam menu diet harian masyarakat Indonesia. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih lebih sering mengonsumsi nasi sebagai menu makanan sumber karbohidrat utama. Singkong lebih sering dijadikan sekedar cemilan, kentang bahkan dianggap sebagai lauk, dan papeda yang merupakan makanan khas masyarakat Indonesia Bagian Timur masih kurang familiar.


TEMAN NGOPI. Singkong lebih sering dijadikan cemilan yang menemani kita saat minum kopi atau minum teh sambil bersantai menonton TV di sore hari, atau bisa juga menjadi ‘teman’ ngobrol-ngobrol bareng kawan di warung kopi pada pagi hari. Cukup jarang kita melihat singkong dijadikan ‘teman’ makan lauk. Padahal, singkong, sebagaimana jenis karbohidrat lainnya dapat menjadi pengganti nasi dimakan bersama lauk pauk dan sayur mayur.

Ambil contoh singkong rebus. Penganan yang satu ini dapat menjadi pengganti nasi dengan disantap bersama ayam goreng, tempe bacem, beserta lalapan. Jika ada buah, maka akan lebih baik lagi. Jadi, tidak masalah tidak ada nasi. Nasi 100 gram adalah setara dengan satu setengah potong singkong rebus (120 gram). Keduanya menghasilkan kurang lebih 175 kalori, 4 gram protein, dan 40 gram karbohidrat. Dalam takaran yang sama, singkong memiliki serat yang sedikit lebih banyak dibandingkan nasi.

Jika singkongnya digoreng, maka kalori dan lemaknya akan menjadi lebih tinggi. Singkong yang biasa digoreng dengan cara deep frying biasanya, dalam setiap satu setengah potong dapat mengandung kurang lebih 275 kalori, 10 gram lemak, 4 gram protein, dan 40 gram karbohidrat.
                                                                                                                             
Makanan bernama latin Manihot esculenta ini juga mengandung vitamin C, kalsium, magnesium, dan fosfor yang tentunya memiliki manfaat positif bagi tubuh. Mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, vitamin C dalam 100 gram singkong sudah memenuhi 23% dari kebutuhan vitamin C harian pria dewasa dan 27,5% kebutuhan vitamin C harian wanita dewasa. Informasi mengenai kandungan zat gizi lain pada singkong dapat dilihat pada link berikut ini.

DIANGGAP LAUK. Dibandingkan menjadi menu karbohidrat utama, kentang lebih sering dijadikan sebagai lauk makan nasi. Biasanya dalam bentuk sambal goreng kentang, perkedel, ataupun kering kentang. Padahal, di luar negeri, kentang adalah sumber karbohidrat yang menjadi menu utama makan lauk.

Kentang harusnya bisa menjadi pengganti nasi. Kentang rebus, contohnya, dapat menjadi teman makan harianmu jika kamu sedang mengalami gangguan pencernaan/maag. Untuk jenis penyakit yang menyerang perut, memang disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lembut terlebih dahulu. Jika tidak suka nasi lembek atau nasi berkuah, maka dapat diganti kentang rebus.

Dua buah sedang kentang (210 gram) setara dengan 100 gram nasi sebagaimana yang tadi kita gambarkan. Jika kentangnya digoreng, seperti halnya singkong, kalorinya juga akan naik. Serat pada kentang lebih unggul dari singkong dan nasi. Kentang juga kaya akan vitamin dan mineral. Fosfor adalah salah satu mineral yang banyak terkandung dalam kentang. Fosfor memainkan peran penting dalam pembentukan struktur DNA dan RNA tubuh. Jika bersatu dengan kalsium membentuk kalsium fosfat, maka ia akan sangat berperan besar menguatkan tulang dan gigi.

Dalam 200 gram kentang, sudah mengandung kurang lebih 76% kebutuhan fosfor harian tubuh orang dewasa Indonesia. Namun, selayaknya jenis zat gizi mikro lainnya, kandungan fosfor pada kentang dapat berkurang jika dimasak dalam waktu yang relatif lama. Selain fosfor, kentang juga kaya akan magnesium, kalsium dan kalium.

KAWAN DARI TIMUR. Papeda mungkin masih agak asing untuk masyarakat Wilayah Indonesia Barat. Hal itu disebabkan karena penganan dari Timur Indonesia yang satu ini memang agak kurang terekspos. Papeda biasa disajikan dengan lauk ikan kuah kuning.

Papeda terbuat dari tepung sagu. Satu porsi sagu (100 gram) mengandung hampir 86 gram karbohidrat, kurang dari 0,5 gram protein, dan hanya 0,2 gram lemak total. Sagu tidak mengandung banyak vitamin dan mineral, tetapi memiliki beberapa. Satu porsi sagu (100 gram) hanya memberikan 7 persen dari kecukupan asupan mineral harian. Sagu juga mengandung sejumlah kecil kalsium, tembaga (copper), kalium dan natrium. Dengan pengecualian dari copper, ini adalah mineral elektrolit yang membantu kontraksi otot dan menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

Mungkin nutrition facts dari sagu tersebut menjadikan papeda benar-benar sumber karbohidrat sejati, dimana kita benar-benar harus mengonsumsinya bersama jenis pangan lainnya. Hal itu untuk dapat memenuhi kecukupan asupan gizi harian kita yang terdiri dari protein, lemak, vitamin, dan juga mineral. Suatu hal yang positif karena didorong untuk mengonsumsi daging, lauk nabati, sayur, dan juga buah-buahan yang beragam di tanah air.

Papeda biasa disajikan dengan lauk ikan kuah kuning dan tumisan sayur, seperti halnya gambar di bawah ini. Dari lauk pauk dan sayur itulah zat gizi selain karbohidrat dapat kita peroleh. Lebih baik lagi jika disajikan dengan buah juga.


Jadi, apakah kalian sudah siap melaksanakan One Day No Rice, seperti halnya yang diterapkan oleh Kota Depok? Dengan menu karbohidrat yang beragam, tak perlu takut hidup tanpa nasi.

You Might Also Like

0 Leave comment