COMEDIC FOOD: Mari Makan Pisang, Jagung, dan Roti!
21:57:00
Bukan
orang Indonesia namanya kalau tidak suka bercanda. Penulis berpikir bahwa salah
satu anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada bangsa ini adalah
kemampuannya untuk menciptakan jokes dari hal sekecil apapun, bahkan dari
situasi sepanas dan semencekam apapun. Ini merupakan angin segar bagi bangsa
Indonesia, hingga salah satu teman penulis (Twitter: @aliefmaulana_) pernah berujar
lewat akun media sosialnya bahwa, "Selama orang kita (Indonesia)
masih bisa bikin guyonan segar, percayalah, Indo (Indonesia) tak akan
konflik".
Rekan-rekan
pembaca sekalian tentu masih ingat dengan teror bom Jakarta pada tahun 2016
lalu. Di tengah suasana mencekam, masih ada saja orang mencari hal unik, yang
kemudian ‘disetir’ menjadi hal lucu di media sosial. Jokes tentang tukang sate yang “Pantang Pulang Sebelum Matang”, baju
pak Polisi Krishna Murti, dan lain sebagainya. Seolah gak ada takutnya.
Politik
Indonesia yang juga semakin panas dari tahun ke tahun ternyata masih dapat
direndam dengan bertaburannya lelucon-lelucon dan memes tentang topik politik tertentu yang beredar di media sosial. Dan
juga, para netizen kerap melemparkan lelucon dan tren yang keluar dari jalur
politik itu sendiri, seperti fenomena “OM TELOLET OM”, misalnya yang menjadi
viral, hingga artis-artis luar negeri ramai-ramai kepo dengan hal tersebut.
Bicara
soal orang Indonesia dan leluconnya, makanan-makanan yang ada di Indonesia juga
tidak terlepas dari guyonan-guyonan. Bahkan, jika orang Indonesia sedang malas
atau tidak doyan dengan makanan-makanan
tertentu, maka mereka ‘seolah menghindarinya’ dengan alasan yang komedik,
seperti halnya yang menimpa pisang, jagung, dan juga roti. Seperti apa? Mari kita
simak bersama!
JANGAN DIMAKAN,
NANTI BULUAN.
Pisang adalah makanan yang masuk dalam kategori buah-buahan. Laiknya buah pada
umumnya, pisang memiliki manfaat dari segi kandungan serat yang ada di
dalamnya. Buah berwarna kuning ini juga dapat menjadi teman diet loh. Ganti lah
menu makanan kalian, entah itu sarapan, makan siang, atau makan malam dengan
2-3 buah pisang. Dengan diimbangi dengan aktivitas fisik, dan tidak makan kalap
di dua waktu makan sisanya, maka berat badan dapat terkontrol dengan baik.
Selain
itu, pisang juga menjadi buah favorit para atlet. Buah ini sudah diakui dunia
dapat membantu memberikan energi tambahan secara singkat jelang/di tengah-tengah
pertandingan. Maka dari itu, bukanlah hal yang mengherankan jika kalian pernah
melihat ada pisang di ruang ganti pemain sepak bola.
Lelucon
“Jangan kebanyakan makan pisang, nanti buluan” muncul dari orang Indonesia
karena yang menggemari pisang bukan hanya manusia tapi juga monkey. Bahkan, Dani Alves, saat masih
menjadi pemain Barcelona FC, pernah dilempari pisang oleh suporter lawan
sebagai bentuk tindakan rasisme terhadapnya. Apa respon Alves? Pisangnya
dimakan, dan nampaknya malah jadi energi tambahan buatnya, hmm…
JANGAN DIMAKAN,
NANTI BERKICAU.
Jagung adalah salah satu bahan pangan sumber karbohidrat. Dapat menjadi
penggati nasi dan cukup multifungsi karena dapat jadi campuran sayur bayam dan
bakwan juga. Rasanya yang manis khas itu juga kerap dijadikan teman ngobrol
dengan cara direbus atau dibakar. Serat di dalam jagung juga bermanfaat loh
untuk pencernaan.
Mungkin
karena rasanya yang manis itulah, beberapa produsen makanan di Indonesia memproduksi
gula yang terbuat dari jagung. Biasanya, gula-gula macam ini ditujukan untuk
para penderita diabetes. Selain aman untuk para diabet, corn sugar juga rendah kalori, cocok buat kita-kita yang mau diet
rendah kalori. Beberapa produk sereal juga menjadi jagung sebagai bahan
utamanya, tak lain, tak bukan karena rasanya yang unik dan sumber karbohidrat
di dalamnya.
Lelucon
“Jangan kebanyakan makan pisang, nanti berkicau” muncul karena jagung juga
kerap dikembangkan menjadi pakan bagi burung-burung peliharaan, burung kenari,
burung merpati, dan berbagai jenis burung lainnya. Ah, kalau menurut penulis,
tidak perlu mengonsumsi jagung setiap hari saja, orang-orang Indonesia sudah
rajin berkicau di Twitter, bahkan ada
yang dibayar pula, hihihi… penulis juga mau.
JANGAN DIMAKAN,
NANTI MATA JADI BIRU.
Roti adalah ‘korban’ lelucon selanjutnya. Roti juga tak kalah akrab dengan nasi
untuk konsumsi sumber karbohidrat di Indonesia. Namun, biasanya, orang
Indonesia menjadikan roti hanya sebagai cemilan dengan alasan “Kurang Nampol”. Tak
heran, jika orang Indonesia sarapan paginya roti, maka ketika tiba di tempatnya
menjalani aktivitas (sekolah atau kantor), mereka akan beli makan lagi kalau
ada waktu.
Sedangkan,
di luar negeri, sebut saja Amerika Serikat, Prancis, Italia, dan negara-negara
Eropa lainnya, roti adalah menu utama. Bahkan, mereka jarang makan nasi. Seharusnya
sih, tidak masalah orang Indonesia menjadikan roti sebagai sumber karbohidrat
utama. Roti akan lebih bermakna di perut kita jika dikombinasikan dengan sumber
protein (daging, ayam, ikan, keju, dsb), sayur-sayuran (tomat, lettuce, dsb), dan juga buah-buahan.
Namun,
nampaknya memang ketidakbiasaan orang Indonesia menjadikan roti sebagai
penganan utama adalah karena rasa roti yang kurang pas jika disandingkan dengan
beberapa kuliner khas Indonesia. Ya, penulis sendiri belum bisa membayangkan
sih bagaimana makan sayur lodeh pakai roti. Atau nyocol roti tawar pakai sambal
terasi. Konon kabarnya, ada salah satu perusahaan waralaba Amerika Serikat yang
mencoba bereskperimen membuat burger
dengan bumbu rendang tapi hasilnya negatif di masyarakat.
Mungkin
karena alasan-alasan inilah muncul lelucon “Jangan kebanyakan makan roti, nanti
mata jadi biru”. Ya, bule-bule biasanya matanya biru kan. Jarang orang
Indonesia tulen yang matanya biru. Kalau emang makan roti aja bisa bikin mata
jadi biru (jadi bule), maka tidak perlu repot-repot punya istri orang Eropa
untuk menjadikan anak kita secantik Chelsea Islan, hehehe…
Intinya,
tidak perlu takut makan pisang, jagung, atau roti. Ketiganya dapat menyehatkan
tubuh, dan tentunya mengenyangkan jika dikonsumsi dengan benar dan hygiene.
0 Leave comment