Oon Project Pop dan Komplikasi Diabetes yang Mengancam Jiwa

06:57:00

Oon Project Pop - Gambar Asli dari Tribunnews Jabar

Telah berpulang salah satu penyanyi dan komedian terbaik tanah air, yakni Mochamad Fachroni alias ‘Oon’ Project Pop pada Jumat, 13 Januari 2017 lalu. Pria yang telah berkarya ‘menelurkan’ 10 album musik dan satu film layar lebar bersama 5 personel Project Pop lainnya ini, tentunya menjadi kehilangan besar di industri hiburan Indonesia. Oon juga diketahui sebagai salah satu personel Project Pop yang sering berkontribusi dalam menciptakan lagu-lagu Project Pop yang menjadi hits di tanah air.

Adapun, penyebab kematian pria kelahiran Bandung 44 tahun silam ini adalah karena komplikasi dari penyakit diabetes yang dialaminya. Oon sendiri sebenarnya telah diketahui mengidap diabetes sejak tahun 2010 lalu. Namun, istri almarhum, Dessy Rosalianita alias Ocha, mengatakan bahwa sulitnya almarhum mengatur pola makan adalah salah satu penyebab yang memperparah keadaannya, sehingga mengalami komplikasi.

Seperti yang diberitakan beberapa media bahwa kondisi komplikasi dari diabetes almarhum Oon Project Pop memang terbilang sangat serius. Komplikasinya telah menyerang jantung, ginjal, liver, dan juga menyebabkan penurunan berat badan yang cukup drastis dari entertainer yang selama ini kita kenal bertubuh gemuk tersebut. Kaki almarhum juga diketahui mengalami luka yang membuatnya harus diperban.

Sebenarnya, jika dikaji secara ilmiah, kenapa diabetes dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang begitu banyak dan parah? Kenapa seolah-olah menjadi pintu masuk berbagai penyakit lainnya? Mari kita bahas bersama-sama.


Mari kita samakan persepsi terlebih dahulu bahwa diabetes yang menimpa Oon Project Pop adalah Diabetes Mellitus Tipe 2, bukan Diabetes Tipe 1 seperti yang diidap oleh bek Real Madrid, Nacho Fernandez. Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang terjadi karena insulin yang ada dalam tubuh kita tidak berfungsi dengan baik, sebagaimana mestinya. Harusnya, hormon insulin membantu glukosa atau gula darah terserap ke dalam sel tubuh, yang nantinya akan menjadi energi bagi tubuh kita.

Namun, karena insulin tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka akhirnya gula darah tidak terserap dan tetap ada di dalam darah. Inilah kenapa tubuh seorang penderita diabetes tipe 2 tetap terasa lemas walaupun sudah makan banyak. Berikut ini adalah tanda-tanda atau gejala lain yang dialami penderita diabetes (MedlinePlus, 2017):
- Sering haus (walau sudah banyak minum)
- Sering ingin buang air kecil
- Mudah merasa lapar
- Terjadi penurunan berat badan tanpa dilakukannya usaha diet
- Luka yang sulit sembuh
- Penglihatan buram

Semakin lama tubuh dalam keadaan gula darah tinggi dapat menyebabkan masalah serius terhadap liver, mata, ginjal, saraf, gusi, gigi, hingga jantung.

Komplikasi pada Penyakit Jantung
Atherosklerosis pada Penderita Diabetes (Sumber Gambar: http://momega.com.au/)
Sumber Gambar: http://momega.com.au/
Diabetes dapat meningkatkan resiko penyakit jantung. Kenapa? Begini, seseorang tidak akan terkena serangan jantung jika dia tidak hipertensi (tekanan darah tinggi) terlebih dahulu. Diabetes memperbesar potensi terjadinya hipertensi karena kondisi terlalu banyak gula dalam darah dapat mengganggu aliran darah di pembuluh (poor blood flow). Ketika darah mengalir melewati pembuluh darah dengan usaha yang keras (too much force), maka itulah yang dinamakan hipertensi. Akibatnya effort atau usaha yang dilakukan jantung dalam memompa darah menjadi lebih besar.

Hipertensi bukanlah perkara kecil karena selain menyerang jantung, faktor resiko stroke, masalah pada mata, dan ginjal juga dapat menjadi semakin besar. Sampai di sini kita tahu bahwa yang membuka jalan hadirnya penyakit lain terhadap penderita diabetes adalah hipertensi (yang dipengaruhi kadar gula darah yang tinggi). Selanjutnya, hipertensi dapat merusak dinding pembuluh darah, sebagaimana diibaratkan seperti dinding yang berlubang. Lubang yang ditinggalkan tersebut dapat terisi oleh lemak, kolesterol, kalsium, dan substansi lain dalam darah, sehingga terbentuklah plak yang mempersempit pembuluh darah.

Jika plak telah terbentuk pada banyak titik, maka akan semakin mengganggu jantung mendapatkan asupan oksigen. Penderita diabetes tipe 2 juga meningkatkan terciptanya gumpalan darah (blood clots) di dalam pembuluh darah yang dapat semakin menghambat aliran darah pembawa oksigen ke jantung dan seluruh tubuh.

Kondisi tersebut biasanya akan ditandai oleh rasa nyeri pada dada (angina), detak jantung tak beraturan (aritmia), dan terakhir dapat serangan jantung yang menyebabkan kematian. Pada penderita diabetes kadang tidak merasakan adanya nyeri karena, biasanya, mereka akan menderita gangguan pada sistem saraf, sehingga rasa sakit menjadi tidak terasa. Dalam kasus lain, kondisi plak pada pembuluh darah juga dapat menyerang otak yang berujung pada stroke.

Komplikasi pada Penyakit Ginjal
Perbandingan Ginjal Sehat dan Nefropati Sumber Gambar http://www.hyderabadendocrinology.com/
Sumber Gambar: http://www.hyderabadendocrinology.com/
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa faktor resiko lain yang menyebabkan rusaknya ginjal pada penderita diabetes adalah hipertensi, yang mana keduanya memang saling berkaitan satu sama lain. Penyakit kerusakan ginjal pada penderita diabetes disebut nefropati.

Di dalam ginjal terdapat jutaan klaster-klaster kecil pembuluh darah mini (glomeruli). Fungsinya adalah menyaring darah, jika ada zat yang tidak dibutuhkan tubuh atau zat dalam jumlah berlebihan dalam tubuh, maka nantinya akan dibuang bersama urin. Pada gambar di atas, diketahui bahwa protein, yang harusnya diserap tubuh, justru ikut terbuang bersama urin karena fungsi glomeruli yang menurun. Hal ini membuat pembentukan massa otot tubuh jadi terhambat dan pembentukan sistem imun pun menurun, sehingga sistem kekebalan tubuh menurun. Jika ginjal rusak, maka diperlukan cuci darah rutin.


Komplikasi terhadap Penyakit Liver
Komplikasi Diabetes Fatty Liver (Sumber Gambar: Mayo Clinic)
Sumber Gambar: Mayo Clinic
Untuk komplikasi terhadap liver, hepatic liver atau fatty liver adalah kasus yang paling sering terjadi. Ini adalah kondisi dimana hati terdapat banyak lemak. Hati adalah organ yang sangat vital bagi tubuh dalam menjalan fungsi-fungsinya. Jika terlalu banyak lemak pada hati, maka akan menyebabkan fungsinya menjadi terhambat.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa diabetes tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan resistensi insulin. Kondisi ini sebenarnya menyebabkan jumlah insulin dalam aliran darah berada pada level yang tinggi. Jumlahnya banyak dalam aliran darah tapi kemampuannya untuk mendukung penyerapan gula ke sel-sel tubuh amat rendah. Meski begitu, insulin tetap bekerja dengan mengirim sinyal kepada hati untuk memproduksi lemak, khususnya trigliserida dan kolesterol.

Ini akan meningkatkan akumulasi lemak di dalam liver, di dalam organ lain, di dalam arteri, dan simpanan lemak secara umum. Kondisi insulin yang banyak, tetapi kemampuannya mengontrol gula darah tidak efektif akan semakin meningkatkan resiko ini. Ditambah lagi, karbohidrat atau gula dalam darah berlebih yang tidak dapat dikonversi menjadi energi itu, maka, secara alamiah, akan dikonversi menjadi lemak, sehingga kadar lemak tubuh meningkat. Inilah yang semakin meningkatkan resiko dari fatty liver.


Komplikasi pada Kaki

komplikasi diabetes pada kaki (sumber gambar: www.niddk.nih.gov)
Sumber Gambar: www.niddk.nih.gov
Komplikasi pada kaki terjadi karena hubungannya dengan kerusakan pada saraf (neuropati), utamanya saraf pada kaki dan didukung oleh poor blood flow. Kerusakan pada saraf dapat mengakibatkan pengiriman sinyal terhenti, atau sekedar perlambatan dalam mengirim sinyal, atau sinyal dikirim pada waktu yang tidak tepat. Umumnya, dapat menyebabkan mati rasa pada kaki, sehingga tidak akan merasa sakit ketika menginjak sesuatu yang tajam sekalipun.

Padahal, jika terjadi luka, walau kecil, jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat berakibat fatal. Hal yang semakin memperparah keadaan adalah jika gula darah tinggi, maka gula darah yang berlebih itu akan masuk ke dalam bagian yang luka, sehingga infeksinya menjadi semakin parah. Luka infeksi yang tidak terobati dapat menyebabkan kaki membusuk, sehingga harus diamputasi.

Poor blood flow akan semakin memperparah keadaan karena aliran darah yang lambat akan memperlama penyembuhan infeksi. Kenapa hal ini berpengaruh? Karena sistem imun yang terbentuk oleh sel-sel darah putih dapat terhambat dan terlambat kerjanya karena aliran darah yang lambat ini. Padahal, sistem imun juga berfungsi menyembuhkan luka dan mencegah infeksi yang lebih parah (gangren, contohnya).


Efeknya pada Penurunan Berat Badan
Sejatinya, manusia menggunakan karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi untuk beraktivitas. Akan tetapi, karena gula tidak dapat diserap, maka tubuh menggunakan sumber lain sebagai bahan bakar. Apa lagi jika bukan protein. Protein, dan juga lemak, cenderung dijadikan sumber energi untuk beraktivitas oleh tubuh penderita diabetes tipe 2. Dalam kondisi yang parah, jika tidak segera mengatur pola makan dan minum obat, hal ini dapat menurunkan massa lemak tubuh dan massa otot tubuh, alhasil terjadi penurunan berat badan dan juga penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemas dan menjadi semakin rentan dengan komplikasi.


Itulah sekilas mengenai gambaran bagaimana diabetes dapat menjadi ‘pintu masuk’ bagi banyak penyakit berat lainnya. Benar-benar bahwa pengaturan pola makan, kebersihan diri, dan keselamatan diri dari luka menjadi hal yang 2 kali lipat harus lebih diperhatikan bagi para penderita diabetes. Namun, dari sekian banyak komplikasi, jangan sampai jadi penghalang para pengidap diabetes untuk senantiasa beraktivitas fisik atau olahraga. Justru, hal itu dapat menghambat terjadinya komplikasi dari penyakit diabetes selama dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan.

You Might Also Like

0 Leave comment