Turun Berat Badan 18 Kg Tanpa Obat? Simak Pengalaman Perempuan Ini!
21:25:00
Diet adalah kata yang ‘seksi’ di dunia pergizian Indonesia. Banyak orang di dunia,
terutama perempuan yang ingin sekali mendapatkan berat badan ideal. Namun, seringkali, mereka terjebak dengan cara
diet yang tidak sehat, dan justru malah berbahaya bagi kesehatan. Kurangnya informasi dan juga
bertebarannya informasi hoax soal
diet dan gizi juga turut mempengaruhi fenomena diet tidak sehat.
Lalu,
sebenarnya bagaimana sih cara diet yang baik
itu? Minggu lalu penulis berkesempatan untuk mewawancarai salah seorang perempuan
yang telah berhasil melakukan program diet tanpa obat. Ia benar-benar melakukannya
tanpa obat dan pemilihan makanannya pun cukup terdengar logis. Dibarengi dengan olahraga pula. Satu hal lagi, yang
pasti, diperlukan niat dan tekad yang
kuat. Hasilnya? Berat badannya turun
18 kg selama 5 bulan!
Tanpa
berpanjang lebar, mari kita simak pengalaman dan cara diet sehat dari perempuan
yang memiliki nama berinisial “SW” ini!
FYI: Narasumber masih merupakan kenalan penulis. Jadi, jangan
heran jika isi percakapan wawancara agak menggunakan bahasa gaul anak Jakarta,
hehe…
Bagaimana sih pengaturan makan lu
sampai berat badan bisa turun cukup drastis begitu?
Gue mah
waktu itu diet ketat, Ton. Olahraga di
gym seminggu 3 kali, terus selama hampir 5 bulan ya no nasi, no oil,
dan no sugar.
Terus kesininya tinggal ngejaga aja.
No oil itu lu beneran? Maksud gua makan
tumisan aja juga kagak?
Enggak. Bakar-bakaran sama rebus-rebusan aja. Kayak semur gitu juga dimakan.
Karbohidratnya
apa?
Gak
makan (makanan sumber) karbohidrat sama sekali. Palingan benar-benar makannya itu semisal (sumber protein) ayam, telur, daging.
Dalam sehari, kalau lagi makan telur, biasanya 2 butir. Kalau ayam atau daging
kira-kira 200 gram (per sekali makan besar). Pokoknya kalau
dihitung-hitung dalam sehari (total
asupannya) antara 700-800
kalori ditambah sama buah-buahan gitu kalau mau ngemil. Kalau malem lapar tinggal minum air putih aja atau yoghurt atau biskuit oatmeal. Kadang
yoghurt diganti susu low fat.
Konsumsi sayur sama lauk nabati
bagaimana?
Gue hampir gak pernah sih makan lauk nabati,
kebanyakan
hewani. Bingung aja mau diapain. Kalau tahu,
palingan dipepes. Kalau makan sayur paling satu mangkok sekali makan.
Itu menghitung berat makanannya
bagaimana sampai tahu tepat sekian gramnya?
Pakai
timbangan kue, Ton.
Nah loh, kalau lagi di luar rumah gimana?
Dikira-kira
aja (dari ingatan hasil timbangan di rumah). Kadang kalau makan di luar, gua
makan, ya makan aja sih. Selama gak kalap, haha… biar gak ribet.
Ada bahan
pangan tertentu yang sengaja lu hindari? Misalnya,"ah gua gak akan makan ‘ini’ sama ‘itu’". Ini di luar cara pemasakannya ya.
Hmm… tepung-tepungan kali ya.
Gua dulu gak terlalu
(sering makan tepung-tepungan) sih. Pokoknya
yang penting sumber
protein aja.
Lu bilang
sumber protein lu kebanyakan dari sumber hewani. Biasanya apa saja tuh yang dipilih
selain daging sapi?
Kalau buah apa
aja? Kan kalau pisang itu dinilai bisa buat boost energy. Atau ada pilihan lain?
Gue waktu itu kalau gak (konsumsi) pir,
gua pilih pepaya, Ton.
Ada alasan
khusus pilih buah ini? Sehari bisa makan berapa banyak buah?
Karena kandungan karbohidrat dalam buah pir gak terlalu banyak. Kalau pepaya karena gue suka aja. Antara 50-100 kalori sekali makan.
Segitunya banget lu ya waktu 5 bulan itu sama karbohidrat walau dari buah haha... Kan
karbohidratnya karbohidrat
kompleks kalau dari buah mah padahal.
Hahaha… iyaaa…Sekarang mah
udah enggak. Kalau lagi mau makan nasi, ya makan tapi paling banyak seminggu 3
kali, dan itu dalam 1 hari sekali aja. Mie juga makan kok, pasta juga. Udah makan semua
sekarang.
Nah, sekarang gua mau tanya soal jam
makan. Paling malam/sore jam berapa makan
berat?
Makan (paling) terakhir jam 6 kalau gak salah.
Ini konsep makannya Porsi Kecil Tapi Sering
(PKTS) atau tetap makan tiga kali sehari?
Tiga kali sehari dengan porsi yang seperti tadi.
Itu lu 700-800
kalori langsung sejak hari pertama atau bertahap
1500
kalori dulu, terus 1000 kalori dulu?
Langsung, Ton. Gua langsung gak makan nasi. Awalnya
(sebelum proram diet yang 5 bulan itu) gua coba diet mayo dulu. Terus gagal. Ya sudahlah, gua terapkan aja makanannya pakai bumbu.
Garam pakai gak?
Pakai.
Lagipula
(dengan) mengurangi (konsumsi) garam, bukan lemak (tubuh) yang berkurang tapi (hanya) air
(dalam tubuh).
Lu kelihatannya masak makanan lu
sendiri ya?
Iya,
jadi lebih bisa
mengatur porsi sendiri kalau bisa masak.
Oke, sekarang gua mau tanya soal aktivitas fisik. Di Gym kan banyak banget tuh pilihan olahraganya. Lu pilih alat
apa aja?
Semuanya gua mainin tapi porsinya lebih banyak olahraga kardio, kayak treadmill gitu-gitu. Kalau pakai
alat treadmill bisa sampai ngeluarin 600-1000 kalori per hari.
Kan waktu itu belum kerja ya, jadinya memang
benar-benar ngabisin waktu di gym.
Sehari hanya mengonsumsi energi
sebanyak 700-800 kalori itu berasa lemas gak sih?
Apalagi dibarengi juga olahraga di gym.
Enggak
terlalu tapi kalau pas awal-awal (menjalaninya) terasa lapar sama pusing
kepala, hahaha... Solusinya gua minum air (putih) aja.
Apa ada
tambahan asupan saat hari di gym?
Biasanya
sih pas malamnya gua minum yoghurt. Pas lagi
di gym, kadang
gue suka doping kopi tanpa gula.
Ooo... Iya ya
paham. Memanfaatkan
kafein di dalamnya kan ya?
Iya.
Ada obat-obatan atau suplemen
tertentu lainnya yang dikonsumsi?
Enggak
ada.
Dari hari
pertama menjalani metode diet ini hingga hari terakhir pas di bulan yang kelima, finally turun
berapa kilogram (kg)?
Berapa ya? Sekitar
18 kg kalau gak salah. Sampai pas terakhir (menjalani program diet
5 bulan) itu berat gua 54 kg.
Waahh.. cukup drastis ya.
Hmm…
gak berasa sih tapi kan satu bulan sekitar 4 kilogram
(turunnya); 0,5 kg sampai 1 kg per minggunya. Masih sehat.
Kemudian, sekarang lu
bilang hanya tinggal "ngejaga
aja". Apakah yang lu maksud berpedoman pada Pedoman
Gizi Seimbang (PGS) yang
dikeluarkan Kementerian Kesehatan?
Sekarang gua mau makan apa
aja. Sudah gak berdiet ketat lagi. Apa aja gua makan tapi tetap olahraga. Sabtu-minggu (olahraganya) di gym, gua sih pilihnya body combat. Makanya berat badan gua
tetap stabil di angka 54-55 kg. Kalau ditimbang (berat badan) sudah sampai 55
kg, makan mulai gua kurangin. Kalau kembali ke 54 kg lagi, ya makan seperti
biasa lagi. Sebisanya kita mengontrol aja.
Kalau ke kantor naik apa? Kereta?
Jalan kaki. Dekat dari rumah gua.
Wah… Sekalian
aktivitas fisik lah itu mah, haha…
Yoi.
Lu menghindari begadang gak selama program 5 bulan itu? Soalnya
itu bisa jadi faktor tidak langsung kenaikan berat badan kan.
Tidur mah tidur
aja gua. Jam 9-an udah tidur malam.
Di
akhir sesi wawancara, SW mengatakan bahwa cara dietnya ini bukanlah patokan
diet secara umum. Artinya, setiap orang pasti punya pola dietnya sendiri yang
nyaman bagi dirinya. Ia juga berpesan, apapun metode diet yang kita pilih, ada
baiknya tetap
berpedoman pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Adapun, metode dietnya
ini juga banyak sedikitnya berpatokan pada PGS, hanya saja dengan sedikit
modifikasi menurut caranya.
Piring Makanku (Sumber: Kementerian Kesehatan RI) |
Tumpeng Gizi Seimbang (Sumber: Kementerian Kesehatan RI) |
Ya, dari hasil wawancara ini penulis
juga mau memberikan semacam key points atau highlighted points untuk
para pembaca sekalian. Jadi, jika sekiranya masih terasa sulit dan berat
menjalani metode dari SW di atas, setidaknya ada beberapa poin-poin yang dapat
kita pahami bersama untuk menciptakan metode diet sehat kita sendiri, yaitu:
1. Kalau merasa gak kuat langsung
diet penurunan berat badan 700-800 kalori, mulailah
bertahap, misalnya 1500 kalori per hari dulu atau 1000 kalori per hari
dulu;
2. Batasi konsumsi gorengan, gula, dan garam;
3. Jangan berlebihan mengonsumsi karbohidrat karena karbohidrat
berlebih dapat menumpuk menjadi lemak dalam tubuh;
4. Ternyata masih banyak menu makanan Indonesia yang nikmat
tanpa digoreng. Kita semua pasti suka sate, ayam bakar, sayur sop, soto,
dan bakso toh?;
5. Jangan
makan malam atau makan cemilan lagi di atas jam 6. Kalaupun
kepepet, pastikan beri jeda 2 jam setelah jam makan malam terakhir dengan waktu
tidur. Dan jangan sampai kalap;
6. Memang, ada baiknya mengonsumsi
makanan dan minuman rendah kalori
sebagai cemilan, seperti buah, yoghurt, susu low fat, atau ya
air putih saja;
7. "Olahraga" sebagai kata yang harus diaplikasikan dalam
perbuatan. Percuma saja mengurangi asupan makan tapi tidak berolahraga.
Olahraga kardio, seperti joging bisa jadi pilihan;
8. Kafein memang dapat menjadi
semacam energy booster tapi ada baiknya tidak berlebihan karena
dapat membuat jantung berdebar dan gelisah. Walaupun,
dikonsumsi sebelum olahraga cukup tepat;
9. Sabar. Tidak ada yang instan. Penurunan berat badan 0,5 kg sampai 1
kg dalam seminggu adalah hal yang normal;
10. Rutin menimbang berat badan.
0 Leave comment