Tips-Tips Mencari Makanan Halal di Belanda ala Mahasiswa
12:41:00
Apa
teman-teman sekalian ada yang berencana untuk berlibur ke Belanda? Atau malah
berencana menetap di sana dalam rangka kuliah/bekerja? Bagi teman-teman yang
muslim, mungkin salah satu kekhawatiran terbesar adalah sulitnya mencari jodoh yang halal makanan halal. Sebagaimana yang kita tahu, Belanda adalah negara dengan
populasi muslim yang minim. Pastinya, tidak semua tempat makan atau produk
makanan bersertifikasi halal.
Konsephalal/haram di Agama Islam telah dituangkan di dalam Al-Qur’an bahwa makanan
dan minuman yang diharamkan adalah:
1.
Bangkai
2.
Darah
3.
Babi
4.
Binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah SWT
5.
Khamr atau minuman yang memabukkan
Lalu,
bagaimana caranya kita menemukan makanan halal di sana? Jadi, beberapa waktu
lalu, 11 Februari 2017, penulis berkesempatan mewawancarai salah satu rekan
penulis yang sedang melanjutkan studi S2 di negeri kelahiran Johan Cruyff
tersebut. Tepatnya, ia tinggal di kota Wageningen dan berkuliah di Wageningen
University, jurusan Health and Society Specialisation dan sudah memasuki bulan
ke-6. Sebut saja namanya “AK”.
Mau
tahu bagaimana pengalaman AK? Mari kita simak bersama!
Oke,
so, sejauh ini bagaimana sih cara lu
mendapatkan makanan halal di sana?
Pertama, gua kalau beli daging ayam, kambing, sapi, atau olahannya (nugget, sosis, bakso) di toko (milik
orang) turki yang udah punya jaminan halalnya.
Kedua,
kalau beli sayur, lalu produk-produk olahan seperti kecap, garam, roti, susu,
biskuit, kue, dan lain-lain biasanya beli di supermarket tapi untuk produk-produk
olahan biasanya gua liat list ingredient-nya (label pangan) dulu. Jadi,
memastikan tidak ada kandungan turunan yang tidak halal. Mulai dari cek jenis
pewarnanya, emulgator, dan lainnya. Web ini yang jadi acuan gua untuk
mengetahui kandungan halal/haram suatu produk contohnya adalah web
Kalau
makanan yang mau gua beli mengandung nomor emulgator yang haram, gua gak jadi
beli biasanya. Cari produk lain.
Tampilan website Special World of Islam |
Dari penjelasan
lu tadi, gua berasumsi bahwa lu masak sendiri ya selama di sana?
Iya
ton kebanyakan masak sendiri karena mahal banget kalau beli haha… Kalau pun
beli, sekali-sekali doang, misalnya pas lagi jalan-jalan. Makannya biasanya di
restoran halal. Kalau gak di restoran Turki, di restoran Indonesia yang halal.
Hmm... Untuk ‘makanan
berat’ berapa euro di sana?
‘Makanan
berat’ yang udah paling murah itu 1 porsinya itu sekitar 4-5 euro.
Oke, berarti ini
lu gak mau sembarang restoran ya? Kalau restorannya jual alkohol lu gak akan
masuk juga gitu?
Iya,
Ton gua biasanya ke restoran yang ada (label) halalnya. Gua kalau makan gak
pernah nanyain restoran itu jual alkohol atau gak sih, Ton. Gua nanyanya
restoran itu jual makanan halal atau tidak. Atau biasanya restorannya sudah
masang logo halal di jendela. Restoran (label) halal atau restoran Indonesia
biasanya memang tidak jual alkohol setahu gua. Namun, gua pribadi gak pernah tanya
jual alkohol atau gak.
Prinsipnya
bukan ada alkohol atau gak ada tapi makanan yang dijual halal atau tidak. Karena
gua gak nyari alkohol tapi makanan. Dan mereka kan 2 hal yang terpisah menurut
gua.
Tapi sebenarnya restoran
(label) halal atau restoran Indonesia cukup mudah diakses gak sih di Belanda?
Kalau
di Belanda masih lumayan mudah, Ton. Walaupun gak banyak tapi biasanya ada aja
1 atau 2 restoran yang halal di satu kota.
Dari kosan lu ke
tempat-tempat yang lu bilang tadi jauh gak? Bisa diakses dengan jalan kaki?
Hmm…
kalau dari kosan gua (ke restoran dan mart
yang halal) itu kira-kira sekitar 5 menit naik sepeda. Mahasiswa di sini (dan
warga pada umumnya) hampir semuanya naik sepeda kemana-mana. Parkir sepeda aja
lebih luas daripada parkir mobil.
![]() |
Parkir Sepeda di Belanda (sumber: New York Times) |
Terus, lu kalimat
atau pemilihan kata untuk bertanya ada atau tidaknya makanan halal itu bagaimana?
Maksud gua, untuk negara minoritas muslim, apakah orang-orang di sana familiar dengan kata "halal"?
Kalau
bule-bule (orang Belanda
asli/Eropa/Amerika Serikat) gak terlalu banyak yang familiar sama "halal food". Waktu gua ospek kan gua
dikasih makan ya, nah gua request
menu halal. Lalu, dicariin makanan halal sama (pihak) kampus. Terus teman-teman
gua yang bule pada nanya halal itu
artinya apa.
Banyak
yang belum tahu. Bule-bule yang emang
terjun di dunia makanan/restoran saja yang sudah tahu. Nah, karena bule banyak yang gak mengerti konsep
halal, gua kalau ke restoran pasti ke restoran turki/maroko karena mereka
muslim juga dan mengerti konsep halal. Jadi, gua langsung tanya aja di sini
jual makanan halal atau tidak.
Kalau
misalnya gua lagi kelaparan di jalan, terus gak ada restoran halal, gua
biasanya ke restoran yang jual menu "vegetarisch" (vegetarian). Jadi,
kalau urgent kelaparan, gua ke
toko-toko makanan kecil sih bukan restoran, dan bilang kalau gua itu vegetarisch, mencari menu yang khusus untuk
vegetarisch. Biasanya itu menu sayur-sayuran gitu. Di belanda soalnya banyak banget
yang vegetarian, sehingga banyak toko-toko yang jual menu vegetarian. Bahkan,
di Belanda ada juga daging-daging vegetarian, semacam sayur-sayur yang diolah jadi
kaya daging bentuknya.
Hmm.... Jadi
begitu toh. Meminjam istilah vegetarisch bisa jadi solusi. Oh iya, by the way, kalau di Indonesia kan lu
mungkin suka puasa sunnah nih, kalau di Belanda sudah pernah coba?
Sudah,
Ton. Di sini kalau winter enak
(menjalankan ibadah) puasa karena subuhnya jam 7-an dan magribnya jam 4-an. Nanti
pas puasa Ramadhan nih yang agak berat karena pas summer. Matahari lebih lama, buka puasanya bisa malam jam 10-an.
Hmm… oke-oke karena
lu belum mengalami puasa saat summer,
gua akan simpan pertanyaan soal puasa di lain waktu haha... Ada komunitas muslim
gak sih di sana? Mungkin suka berbagi makanan halal antar sesama muslim hehe…
Kalau
komunitas gak ada tapi ada pengajian bulanan mahasiswa muslim di sini (kota Wageningen).
Pas pengajian biasanya pada masak-masak.
Rutin berapa kali
sebulan?
Sebulan
sekali, Ton. Tapi yang gua maksud ini khusus mahasiswa Indonesia.
Ini tipe kampus
lu tipe kampus yang memang banyak didatangi mahasiswa WNA ya? International
university gitu?
Iya,
Ton international university. Banyak
banget mahasiswa internasionalnya.
Penampakan Wageningen University (sumber: www.wur.nl) |
Eh iya, lu bawa
makanan dari Indonesia gak? Haha... Biasalah kan ada beberapa bumbu atau bahan
makanan yang sulit didapat di Eropa.
Gua
sempat nyetok makanan Indonesia tapi di sini ada toko Asia. Banyak produk-produk
Indonesia diimpor ke sini, seperti bon cabe, saos, kecap, tepung, dan mie
instan merek Indonesia.
Mahal gak? Haha…
Gak
sih, Ton. Kalau dibanding di Indonesia pasti mahal tapi kalau pakai standar
sini (Belanda) gak mahal kok.
Terakhir, lu budget bulanan untuk makanan saja (entah
itu belanja atau beli jadi) berapa euro?
Gua
gak pernah menghitung secara pasti, Ton tapi kalau dihitung-hitung sekitar 200
euro sebulan.
Dari
penuturan AK di atas perihal pengalamannya mencari makanan halal di negeri
Belanda dapat kita tarik beberapa kesimpulan, di antaranya:
1.
Bagi kita yang muslim, jika memutuskan untuk menetap di Belanda, ada baiknya
kita belajar masak terlebih dahulu.
Ini adalah salah satu cara terhemat mendapatkan
makanan halal di sana.
2.
Membeli bahan makanan di toko/mart yang bersertifikasi halal atau
dimiliki oleh orang muslim karena untuk bahan makanan, seperti ayam dan
sapi, dapat dikategorikan menjadi tidak halal jika proses penyembelihannya
tidak menggunakan hukum Islam.
3.
Khusus produk makanan kemasan, kita harus
rajin membaca label pangan untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung
dalam produk makanan tersebut. Web berikut ini dapat menjadi acuan (https://special.worldofislam.info/Food/numbers.html)
4.
Jika ingin makan di restoran, pastikan
restoran tersebut telah memiliki label/logo halal. Menemukan restoran
label/logo halal di Belanda lumayan mudah.
5.
Belajar naik sepeda. Untuk
memudahkan langkah kita ke manapun, termasuk ketika mencari makanan halal.
6.
Istilah "vegetarisch"
(vegetarian) dapat digunakan untuk mencari atau menanyakan letak toko atau
restoran yang menjual makanan halal. Hal ini karena mengingat banyak orang
Belanda yang belum paham arti kata “halal”.
7.
Ada baiknya bergabung dengan komunitas
muslim atau punya teman dekat sesama muslim juga. Dengan begitu, kita dapat
bertukar pengalaman dan berbagi makanan halal dengan mereka.
8.
Membawa stok makanan dari Indonesia
juga dapat membantu kehidupan kita di awal-awal kedatangan kita di Belanda.
Jika masih dalam proses pencarian makanan halal, setidaknya kita masih ada stok
makanan halal dari Indonesia di home stay
kita.
9. Jangan lupa rencanakan budget belanja
dan makan bulanan dengan bijak dan cermat.
0 Leave comment