Tipe-tipe Tubuh, yang manakah kamu?
22:21:00
"Kok lu gak
gendut-gendut sih?? enak banget! Usus lo lempeng ya? Lu cacingan ya?"
"Eh, gimana sih
caranya gemukin badan? Gak enak banget jadi orang kerempeng :("
Yap, kalimat-kalimat di
atas adalah kalimat-kalimat yang amat sering penulis dengar di kehidupan
sehari-hari. Dilema antara si gemuk yang iri dengan temannya yang makan
sebanyak apapun tetap kurus dan si kurus yang pengen banget jadi gemuk. Kenapa
sih ada orang-orang seperti itu? kalau kamu yang mana?
Nah, pada postingan kali
ini, penulis akan membahas mengenai tipe-tipe tubuh yang tentunya berkaitan
dengan kalimat-kalimat di atas beserta solusinya dari sudut pandang gizi.
Sheldon medefinisikan somatotyping sebagai
kuantifikasi dari tiga komponen utama menentukan struktur morfologi dari
seorang individu dinyatakan sebagai serangkaian tiga tipe, yaitu endomorph,
mesomorph, ectomorph (Carter dan Heath, 1990).
Ectomorph: Ditandai
dengan metabolisme tubuh yang sangat cepat, tipe tubuh ectomorph harus mengonsumsi lebih banyak
kalori daripada tipe tubuh lainnya. Tipe
ectomorph susah sekali untuk gemuk karena kesulitan dalam menyimpan lemak yang
merupakan efek dari metabolisme tubuh yang sangat cepat.
Jadi, cara terbaik menaikkan
berat badan adalah dengan menambah massa otot. Otot dapat dibentuk
dengan meningkatkan asupan makan dalam sehari, contohnya dapat makan enam kali sehari dan meningkatkan jumlah kalori per makanan untuk
mendapatkan ukuran otot yang sesuai (Hansen, 2005)
sehingga Indeks Massa Tubuh (kg/m2) mencapai normal.
Menaikkan jumlah asupan
penting guna mendapat cukup
protein untuk membangun massa otot. Namun, tanpa karbohidrat yang cukup,
akan tetap sulit untuk membangun massa otot. Penyerapan protein untuk dijadikan
otot akan sulit jika tidak mengonsumsi cukup karbohidrat (Hansen, 2005).
Kenapa? Karena protein sebagai ‘bahan baku’ otot, tidak akan bekerja maksimal
jika tidak diimbangi olahraga. Harus olahraga yang teratur agar protein dapat
dimaksimalkan menjadi otot.
Karbohidrat adalah SUMBER
UTAMA energi untuk tubuh. Dalam setiap aktivitas, karbohidrat adalah
zat gizi yang akan digunakan lebih dulu untuk menghasilkan energi dan yang
kedua adalah lemak. Protein adalah zat gizi dalam tubuh yang sebaiknya TIDAK dijadikan
sumber energi utama. Kenapa? Karena bagaimana mau membentuk otot kalau protein
habis terbuang untuk menghasilkan energi? Nah, maka dari itu, selain makan
asupan protein yang cukup, asupan karbohidrat juga harus diperhatikan.
Ectomorph terkait dengan
otak dan sistem saraf (Arraj dan Arraj, 1988). Ectomorph berarti dominasi relatif linearitas
dan kerapuhan. Dalam proporsi massa, ectomorph memiliki luas permukaan terbesar,
sehingga paparan sensorik ke dunia luar lebih besar dan otak yang lebih besar
dan sistem saraf pusat (Carter dan Heath, 1990).
Mesomorph: Tipe
tubuh yang secara alami sempurna atau cocok untuk olahraga binaraga. Biasanya
tingkat metabolisme mesomorph memungkinkan mereka untuk menambah massa otot
tanpa menambah terlalu banyak lemak tubuh. Mesomorph cenderung lebih mudah
untuk membangun massa otot.
Karena metabolisme yang
efisien, mesomorph dapat melakukan diet yang mirip dengan ectomorph: tinggi
protein, tinggi karbohidrat, dan jumlah yang rendah dari lemak. Banyak
karbohidrat memungkinkan mesomorph untuk membangun massa otot tanpa takut
menambah lemak tubuh. Makan jumlah yang cukup tinggi dari protein (1,25-1,5
gram) dan asupan lemak rendah (Hansen, 2005).
Mesomorph berarti dominasi
relatif dari otot, tulang dan jaringan ikat. Fisik mesomorphic biasanya berat,
keras, dan persegi panjang secara garis besar. Tulang dan otot yang menonjol
dan kulit dibuat tebal oleh jaringan ikat besar yang mendasarinya (Carter dan
Heath, 1990). Mesomorph terfokus pada otot-otot dan sistem peredaran darah
(Arraj dan Arraj, 1988).
Endomorph: Tipe
tubuh ini tidak memiliki masalah untuk menambah berat badan, tetapi punya
kesulitan untuk memastikan bahwa berat badan yang ditambahkan adalah otot,
bukan lemak. Metabolisme tubuh endomorph berjalan lambat, sehingga memungkinkan
mereka untuk mendapatkan lemak dengan mudah. Mereka dapat menambah otot dengan
cepat, tetapi lebih baik penambahan berat badan dilakukan secara perlahan-lahan
agar dapat memastikan bahwa yang bertambah adalah benar otot, bukan lemak.
Endomorph juga harus
memperhatikan kalori mereka sehari-hari dan harus mengurangi jumlah kalori yang
dimakan karena umumnya orang yang memiliki tipe tubuh ectomorph adalah orang
gemuk. Mereka harus sering memperhatikan lingkar pinggang dan berat badan
(Hansen, 2005).
Menambah otot lebih mudah
daripada ectomorph. Endomorph cenderung lebih sensitif terhadap insulin
dibandingkan jenis tubuh lainnya, mereka harus sangat berhati-hati tentang
jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi dan berhati-hati dalam mengelola
tingkat insulin mereka. Karbohidrat yang dianjurkan adalah dari yang kadar
Indeks glikemik rendah dan makanan berserat. Sumber karbohidrat tepung seperti
roti, nasi, dan kentang, yang tidak memiliki efek negatif pada jenis tubuh
lainnya, dapat menambah lemak tubuh ke endomorph. Ini merupakan akibat dari
metabolisme tubuh yang lambat.
Kita tahu bahwa terlalu
banyak mengonsumsi karbohidrat dapat berdampak pada meningkatnya jumlah lemak
tubuh karena jumlah karbohidrat yang berlebih dapat di-convert menjadi simpanan
lemak. Konsumsi karbohidrat harus dibarengi dengan protein karena tambahan asam
amino dapat me-maintain level gula darah (Hansen, 2005). Endomorph terpusat
pada perut, dan sistem pencernaan secara keseluruhan (Arraj dan Arraj, 1988).
SUMBER
ZAT GIZI
Dua tipe yang paling sering
ditemukan di Indonesia adalah tipe ectomorph dan endomorph. Berikut ini penulis
akan melampirkan kira-kira makanan apa saja yang dapat dijadikan solusi untuk
mereka yang ectomorph dan endomorph.
Untuk mereka yang ectomorph,
hendaknya mengonsumsi banyak protein (2,0-2,5 g/kg BB) dan diimbangi dengan
asupan karbohidrat yang cukup, yaitu sebesar 60-75% dari kebutuhan energi
sehari-hari. Protein yang harus tercukupi adalah berasal dari protein hewani
dan nabati (dalam sekali makan). Tidak harus dari telur, terlalu banyak makan
telur tidak baik karena satu kuning telur saja sebenarnya sudah dapat memenuhi
kebutuhan kolesterol harian, sehingga jika terlalu banyak akan tidak baik.
Mengonsumsi telur mentah sebenarnya bukan cara yang terbaik karena telur mentah
rentan dengan mikroba.
Protein hewani yang
dianjurkan: daging sapi, ayam, ikan, hati ayam, susu sapi, dan telur juga boleh
tapi harus bergantian dengan sumber lainnya. Protein nabati: produk
kacang-kacangan, seperti tahu, tempe, susu kedelai. Jangan lupa imbangi dengan
sayuran dan buah karena beberapa vitamin dapat membantu penyerapan protein
nabati menjadi lebih cepat dan optimal. Yap, karena dibandingkan protein
nabati, protein hewani dapat diserap tubuh lebih cepat. Makan dibiasakan
sedikit tapi sering (5-6x frekuensi makan dalam sehari).
Hindari konsumsi gorengan,
garam, dan gula yang terlalu banyak dan sering karena walapun orang ectomorph
kurus-kurus, bukan berarti aman dari ancaman penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes. Jangan lupa berolahraga, terutama olahraga kardio,
seperti lari cepat, jogging, lari treadmill, bersepeda, angkat beban, circuit
training, dll agar protein dapat membentuk otot yang diinginkan, sehingga massa
otot dan tubuh meningkat.
Untuk mereka yang Endomorph biasanya
memiliki kesulitan untuk mengontrol berat badan mereka hingga mencapai angka
normal. Berdasarkan ilmu-ilmu yang sudah penulis dapat, lebih baik mereka
mengonsumsi makanan sebanyak 3x sehari, kurangi makan gorengan, batasi gula dan
garam, sering berolahraga. Makanan sesuai pedoman gizi seimbang (ini juga
berlaku untuk mesomorph dan ectomorph) = beragam dan bersih aman, terdiri dari
karbohidrat, protein nabati, hewani, sayur, dan buah tidak jauh beda dengan
ectomorph, hanya saja jumlahnya dikurangi alias jangan terlalu banyak.
Jika ada keinginan untuk
ngemil, sebaiknya buah atau sayur saja, baik dibuat jus atau dimakan langsung.
Dan harus selalu mengontrol berat badan dan lingkar pinggang karena merupakan
faktor acuan untuk mendapatkan tubuh yang ideal.
CARA
MENGONTROL BERAT BADAN
Mengontrol berat badan
berkaitan dengan BMR (Basal Metabolic Rate), yaitu kebutuhan energi dasar untuk
tubuh menjalankan aktivitas (denyut jantung, aliran darah, kinerja otak, dll)
dan mengalikannya dengan jenis aktivitas fisik, sehingga didapatlah Angka
Kecukupan Energi Harian. Berikut rumusnya:
Cara
Pertama
BMR Laki-laki: 1 x 24 jam x
BB (kg)
BMR Perempuan: 0,95 x 24
jam x BB (kg)
Untuk mendapatkan Angka Kecukupan Energi harian, hasil BMR dikali dengan
tingkat aktivitas fisik:
Aktivitas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Sangat
Ringan
|
1,30
|
1,30
|
Ringan
|
1,65
|
1,55
|
Sedang
|
1,76
|
1,70
|
Berat
|
2,10
|
2,00
|
Cara Kedua
Kalau malas atau
capek ngitung, dapat melihat kebutuhan energi di AKG 2013:
Kemudian kita harus melihat Indeks Massa Tubuh
(baik cara pertama atau kedua):
Rumusnya: Berat Badan (kg) dibagi Tinggi Badan (m2)
Batas ambang IMT (Modifikasi DepKes dan WHO)
- Kekurangan BB tingkat berat: kurang dari 17,00 kg/m2
- Kekurangan BB tingkat ringan: 17,00 – 18,49 kg/m2
- Normal: 18,50 – 24,99 kg/m2
- Gemuk: 24,99 – 27,00 kg/m2
- Obesitas lebih dari 27,00 kg/m2
REFERENSI:
Almatsier, Sunita (editor). 2002.
Penuntun Diet: Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Arraj, Tyra and Jim Arraj. 1988. Tracking
the Elusive Human, Vol. I. Chapter 4: William Sheldon's. Body and Temperament
Types. http://www.innerexplorations.com/catpsy/t1c4.htm
Carter, J. E. Lindsay Carter and Barbara
Honeyman Heath. 1990. Somatotyping: Development and Applications. UK: Cambridge
University Press.
Hansen, John. 2005. Natural
Bodybuilding. USA: Human Kinetics.
0 Leave comment