SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI
09:52:00Penyelenggaraan makanan
sebagai suatu sub sistem terdiri dari 3 komponen yaitu input (masukan) proses (kegiatan)
dan output (luaran). Input
dari kegiatan penyelenggaraan makanan adalah tenaga, dana, fasilitas bahan makanan,
metode dan pasar /konsumen.
Proses
penyelenggaraan makanan meliputi penyusunan standar gizi, penyusunan anggaran,
perencanaan menu, penyusunan kebutuhan bahan makanan, pembelian, penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan, penditribusian bahan makanan, persiapan, pengolahan dan
distribusi makanan, pengawasan penyelenggaraan makanan, pencatatan dan
pelaporan serta evaluasi.
Sedangkan output penyelenggaraan makanan
meliputi syarat gizi, cita rasa dan
selera, standar sanitasi dan aman dikonsumsi serat pelayanan yang layak, tepat
dan cepat (Depkes 2003).
Kegiatan Proses Penyelenggaraan
Makanan dibagi dalam beberapa kegiatan:
1.
Penetapan
Peraturan Pemberian Makanan
Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dan tak boleh dilupakan dalam penyelenggaraan makanan,
diantaranya sebagai berikut:
A. Macam
konsumen yang dilayani: contohnya adalah pasien rumah sakit, orang biasa (dapat
dipengaruhi daerah wilayah institusi makanan, berkaitan dengan ras dan budaya).
B. Kandungan
gizi: institusi berusaha membuat makanan sesuai dengan kandungan gizi konsumen
(biasanya di RS atau catering yang benar-benar memperhatikan gizi, seperti
catering khusus diabetes, dll).
C. Frekuensi
makan sehari (co: 3 kali sehari)
D. Pola
menu, siklus menu, dan jenis menu (berdasarkan diet khusus)
E. Anggaran
F. SDM
·
Macam tenaga yang tersedia
·
Jumlah tenaga yang tersedia
·
Pengetahuan tentang kombinasi makanan,
berdasarkan tekstur, warna, rasa, bentuk, konsistensi, dsb
G. Sarana
·
Tata letak ruang pengolahan
·
Area pelayanan
·
Jarak antar persiapan & distribusi
dapat menentukan Tipe/Jenis pelayanan
H.
Prasarana
·
Macam peralatan yang tersedia
·
Jumlah peralatan yang tersedia
2.
Perencanaan
Anggaran Bahan Makanan
1) Kumpulkan
data macam dan jumlah konsumen.
2) Survei
pasar, tentukan harga rata-rata.
3) Pedoman
berat bersih BAHAN MAKANAN yg digunakan dan dikonversikan ke dalam berat kotor.
4) Hitung
harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor BAHAN MAKANAN
dengan harga satuan sesuai konsumen.
5) Hitung
anggaran BAHAN MAKANAN setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1 tahun
dikalikan indeks harga makanan.
(Jumlah
Klien x Berat Kotor BAHAN MAKANAN x Banyak Pemakaian)
Contoh:
Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr. Rata2 jumlah konsumen yang mendapat daging 70
org/hr.
Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah : 3x50gr
dagingx 70 0rg = 10.5 kg
Dalam 1 bulan ada 3x pengulangan siklus menu à 10.5 kg x 3 =
31.5 kg
Kebutuhan1 tahun (12 bl) = 31.5 kg x 12= 378 kg
Contoh
lain:
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr.
Jumlah pasien 70 0rg
Kebutuhan ayam : 70 org x 89 gr = 62.30 kg
Secara lebih rincinya, penyusunan anggaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan produk, sifat kegunaan, dan volume produksi.
A.
Berhubungan dengan produk
a) Biaya
langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral dari produk makanan dan
dapat dihitung secara langsung seperti biaya makan (baik konsumen atau untuk
pegawai) dan upah langsung.
b) Biaya
tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
suatu produk makanan seperti overhead, pemeliharaan dan penyusutan.
B.
Berhubungan dengan sifat kegunaan
a) Biaya
investasi: Biaya digunakan utuk periode kurun waktu tertentu seperti biaya
gedung dan kitchen equipment.
b) Biaya
pemeliharaan: Biaya yang dikeluarkan denga maksud memperpanjang kapasitas barang
investasi. Contoh: seperti kebersihan gudang, perawatan barang elektronik
(pendingin) untuk BAHAN MAKANAN segar, perbaikan ruang penyimpanan yang
bocor/cacat.
c) Biaya
operasional: Biaya yang dipergunakan untuk mengoperasikan barang investasi. Contoh:
butuh ‘orang’ untuk mengoperasikan alat-alat. Jadi, biaya operasional dapat
terdiri dari upah pengolah (koki) yang mengoperasikan peralatan masak untuk
mengolah makanan.
C.
Berhubungan dengan volume produksi
a) Biaya
tetap (fixed cost): Biaya yang
relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi sampai tingkat
tertentu, biaya perunit turun searah dengan naiknya volume. Contoh; biaya
gedung.
b) Biaya
tidak tetap (variabel cost): Biaya
secara proposional dipengaruhi oleh perubahan volume, yaitu per unit relatif konstan.
Contoh: bahan makanan.
3.
Perencanaan
Menu
Hidangan:
Makanan & minuman yang terdiri dari: mak pokok, lauk, sayur, buah, kue, puding.
Gampangnya, hidangan adalah makanan
& minuman dalam bentuk jadi.
Menu:
Rangkaian hidangan yang disusun
berdasarkan pola makan untuk jenis konsumen tertentu. Yang saya mengerti, Master Menu adalah kumpulan menu
berdasarkan siklus yang sudah resmi ditetapkan, sudah di-fix-kan.
Perencanaan
menu:
Serangkaian kegiatan untuk menyusun
hidangan dalam variasi dan kombinasi
yang serasi. Juga untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Standar
Resep adalah resep yang telah dievaluasi, diuji dan diatur untuk operasional yang spesifik
dari suatu penyelenggaraan makanan. Standar Resep berguna untuk:
·
Mempermudah dalam menyusun menu
·
Mempermudah proses pengolahan makanan
·
Mendapatkan kualitas makanan yang baik pada setiap produksi/pengolahan.
·
Dapat mengetahui biaya (unit cost) untuk setiap porsi makanan.
·
Dapat mengetahui kandungan gizi setiap porsi makanan.
·
Tersedianya makanan yg memenuhi 5 T:
Tepat mutu (nilai gizi & cita
rasa), Tepat sanitasi, Tepat jumlah, Tepat harga, Tepat waktu.
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dalam perencanaan menu adalah sebagai berikut:
·
Menetapkan macam menu (menu standar, menu pilihan, kombinasi keduanya).
·
Menetapkan siklus menu (siklus 5, 7, 10 hari, dll) dan kurun waktu penggunaan
(untuk waktu 6 bulan atau 1 tahun). Siklus menu kayak cuma hitungannya aja buat
berapa hari.
·
Pola
menu:
menetapkan pola dan frekuensi macam
hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu siklus menu. Dapat mengendalikan penggunaan Bahan Makanan
yang mengacu pada gizi seimbang. Yang saya mengerti, pola menu adalah menentukan urutan menu dalam satu siklus
menu. Anggaplah menggunakan siklus menu 7 hari, berarti ada 7 menu
(A,B,C,D,E,F,G). Nah pola menu adalah menentukan menu A harus ditaruh hari apa,
menu B harus ditaruh hari apa, dan seterusnya.
·
Menetapkan besar porsi (ini berkaitan dengan kandungan gizi yang telah disusun)
·
Penilaian
menu dan revisi menu: evaluasi berdasarkan feedback dari perwakilan divisi lain,
tenaga kesehatan lain, ataupun pasien.
·
Melakukan test awal menu: dapat
berupa pencicipan.
4.
Pemesanan
ATAU Penyusunan Kebutuhan Bahan Makanan
Pada bagian ini, saya menyimpulkan bahwa yang
dimaksud Penyusanan Kebutuhan Bahan
Makanan adalah atau sama dengan Pemesanan, yaitu kegiatan untuk menetapkan jumlah, macam/jenis, spesifikasi
dan kualitas/mutu bahan makanan yang akan dijadikan permintaan (order) untuk kurun waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapat usulan
anggaran kebutuhan bahan makanan dalam satu tahun anggaran dan tersedianya
daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang ditetapkan. Persyaratan adalah tersedianya:
a. Mempertimbangkan
harga dan kualitas/mutu.
b. Siklus
menu
c. Konsumen
(Jumlah konsumen, Kelompok umur, Kebiasaan makan berdasarkan budaya, agama,
suku bangsa (ras), Jumlah konsumen yang akan dilayani, Jenis kelamin). Untuk di
rumah sakit, standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah
bahan makanan (berdasarkan berat kotor bahan makanan) seorang sehari, disusun
berdasarkan kecukupan gizi pasien dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
d. Pemesanan
harus sesuai dengan jumlah, macam,
spesifikasi bahan makanan yang tertera dalam SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli).
e. Pemesan
bahan makanan dengan frekwensi yang
ditetapkan
f. Pesanan
dalam jumlah berat/butir/buah.
g. Mengetahui
sumber, kondisi dan sanitasi bahan
makanan.
h. Pada
akhir pesanan akan tercapai jumlah dana
yang disepakati.
i.
Melakukan pencatatan secara rinci dan Meneliti
order sebelum dikirim
5.
Pengadaan
bahan makanan
Kegiatan
pengadaan bahan makanan adalah kegiatan yang menurut saya agak membingungkan
secara teori. Ada yang mengatakan hanya dari spesifikasi sampai penerimaan, ada
yang bilang dari perhitungan anggaran sampai penyimpanan, dan lain-lain. Namun,
saya berusaha menyamakan persepsi berdasarkan
pendapat pribadi dan kesimpulan dari saya pengadaan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan dan
pembelian bahan makanan dengan melakukan survey pasar.
A.
Spesifikasi
Bahan Makanan: standar bahan makanan yang ditetapkan
dengan ukuran, bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan. Tipe Spesifikasi:
1) Spesifikasi
teknik: untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dengan instrumen
tertentu.
2) Spesifikasi
penampilan:
·
Nama bahan makanan/nama produk
·
Ukuran/tipe unit/kontainer/kemasan (kemasan
jangan ada yang penyok, menggembung, terbuka, rusak atau cacat)
·
Tingkat kualitas
·
Umur bahan makanan (kadaluarsa)
·
Warna bahan makanan
·
Identifikasi pabrik
·
Label pangan
·
Satuan bahan makanan
·
Keterangan khusus lain bila diperlukan
3) Spesifikasi
Pabrik: dilihat dari kualitas barang keluaran pabrik, biasanya makanan kaleng
atau kemasan.
B.
Pembelian bahan makanan adalah serangkaian kegiatan penyediaan macam, jumlah, spesifikasi bahan
makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen/pasien sesuai ketentuan/kebijakan
yang berlaku. Terkait dengan produk yang
benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan harga yang benar. Bahan Makanan
digolongkan Sbb:
1) Gol
lauk pauk hewani: daging, telur
2) Sayuran
3) Buah2an
4) Kacang2an
5) Hasil
kacang2an: Tahu, tempe
6) Gol
ikan kering
7) Bumbu
8) Kalengan
9) Makanan
pokok
10) Gula
11) Minyak
12) Gol
minuman dan susu
Faktor
yg menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pembelian barang
1) Besar
institusi, lokasi dan fasilitas yg tersedia
2) Policy
institusi yang ditetapkan, luas ruang yang tersedia
3) Macam
dan jumlah kemampuan tenaga kerja
4) Tersedianya
menu yang terencana, yg memenuhi kebutuhan klien.
Pengadaan
dalam hal Pembelian Bahan Makanan
dapat dilakukan dengan cara:
1) Rekanan
a. Pelelangan
terbuka/umum (Open Formal Competitive)
b. Pelelangan
terbatas (Limited Formal Competitive)
c. Penunjuk
langsung (Pada bagian ini, pihak institusi sudah percaya pada beberapa supplier, sehingga tak perlu lagi
diadakan lelang. Biasanya supplier yang dipilih adalah hasil pelelangan
terdahulu tetapi tetap terus dipercaya oleh institusi.)
d. Pengadaan
langsung (Pembelian langsung ke pasar alias Open
Market of Buying)
2) Pembelian
musyawarah (Negotiated of Buying)
3) Pembelian
yang akan datang (Future Contract)
4) Pembelian
tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction)
a. Firm At the Opening of Price:
pembeli memesan bahan makanan pada saat dibutuhkan, harga disesuaikan pada saat
transaksi berlangsung.
b. Subject Approval of Price
(SAOP): pembeli memesan bahan makanan pada saat dibutuhkan, harga sesuai dengan
yang ditetapkan terdahulu.
C.
Survey
Pasar
Kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan
makanan yang ada di pasaran, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai
dasar perencenaan anggaran bahan makanan. Diperoleh harga terendah sampai
tertinggi.
6.
Penerimaan
Bahan Makanan
Kegiatan
meliputi memeriksa, meneliti, mencatat,
memutuskan dan melaporkan ttg macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan
pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya.
Syarat:
a. Tersedianya
daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan makanan yang akan
diterima pada waktu tertentu.
b. Tersedianya
spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
Langkah:
a. Bahan
makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan
makanan yang dipesan.
b. Bahan
makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau dapat
langsung ke tempat pengolahan makanan.
7.
Penyimpanan
bahan makanan
Suatu cara menata, menyimpan, memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan bahan makanan kering di gudang bahan makanan kering
dan bahan makanan segar dalam keadaan dingin/beku.
a. Adanya
ruang penyimpanan bahan makanan kering dan segar.
b. Tersedianya
fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai aturan.
c. Tersedianya
kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Langkah
penyimpanan:
a. Setelah
bahan makanan memenuhi syarat, segera dibawa ke ruang penyimpanan, gudang atau
ruang pendingin.
b. Jika
bahan makanan akan digunakan, maka dibawa ke ruang pengolahan.
8.
Penyaluran
bahan makanan
Adalah
tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan dari unit kerja
pengolahan makanan.
Syarat:
1) Adanya
bon permintaan bahan makanan
2) Tersedianya
kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Langkah:
a.
Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan
bahan makanan untuk esok hari dengan cara: standar porsi x jumlah pasien
b. Hasil perhitungan diserahkan ke gudang
logistik
c. Bahan gudang menyiapkan bahan makanan
sesuai dengan permintaan
d. Bagian pengolahan mengambil bahan
makanan yang diorder
9.
Persiapan
bahan makanan
Adalah
serangkaian kegiatan mempersiapkan bahan makanan agar siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dan
sebagainya) sesuai menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan
jumlah orang yang dilayani.
10. Pemasakan bahan makanan
Suatu kegiatan
mengubah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman dikonsumsi.
Tujuan:
b. Mengurangi
risiko kehilangan zat-zat gizi
c. Meningkatkan
nilai cerna
d. Meningkatkan
dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan
e. Bebas
dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
Prasyarat:
tersedianya menu, pedoman menu, siklus menu, bahan makanan, peralatan, aturan
dalam menilai hasil pemasakan, prosedur tetap pemasakan, BTP.
11. Distribusi Makanan
Serangkaian
proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah
porsi konsumen.
a. Distribusi
Sentralisasi
Makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di
ruang produksi makanan.
b. Distribusi
makanan desentralisasi
Ambil contoh di Rumah Sakit. Makanan pasien dibawa
ke ruang perawatan pasien dalam jumlah banyak, kemudian dipersiapkan ulang, dan
disajikan dalam alat makan pasien sesuai dengan dietnya.
c. Distribusi
makanan kombinasi
Sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat
makanan pasien sejak dari tempat produksi, sebagian lagi dimasukkan ke dalam
wadah besar yang distribusinya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan.
12. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah :
1)
Pekerjaan
sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.
2)
Pekerjaan dapat
lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat
3)
Bahan
tidak dibiarkan lama sebelum diproses
4)
Jarak
yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-balik
5)
Ruang dan alat
dapat dipakai seefektif mungkin
6) Biaya produksi dapat
ditekan
REFERENSI:
-Panduan PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit) dari Kementerian Kesehatan RI, 2013
-Materi kuliah ibu Ida Ruslita Amir, SKM, MKES
REFERENSI:
-Panduan PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit) dari Kementerian Kesehatan RI, 2013
-Materi kuliah ibu Ida Ruslita Amir, SKM, MKES
0 Leave comment