Begadang dan Kesehatan
22:24:00
Postingan kali ini adalah teori dari makalah salah satu mata kuliah penulis. Penulis rasa dapat bermanfaat jika disebar di Blog daripada hanya mengendap di dalam folder kuliah. Yap, penulis di sini membahas kaitan begadang dengan masalah-masalah kesehatan.
A. Hubungan Begadang dengan Kesehatan
Dalam postingan ini, akan ada penjelasan mengenai hubungan begadang dengan imunitas tubuh, pengaruhnya terhadap berat badan, penyakit degenaratif, dan dampak lainnya terhadap kesehatan. Selain melihat dampak terhadap kesehatan, begadang juga memiliki dampak terhadap konsentrasi belajar mahasiswa.
B. Begadang dan Imunitas
Jam biologis otak akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga mencapai puncaknya pada malam hari pada orang yang sering begadang. Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan menurun pada pagi hari. Padahal, saat pagi hari, mikroorganisme jahat dan bakteri penyebab penyakit serta senyawa karsinogenik (senyawa penyebab kanker) sangat banyak di udara yang kita hirup.
Sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan protein yang disebut sitokin selama Anda tidur. Sitokin tertentu perlu ditingkatkan ketika Anda mengalami infeksi atau peradangan, cedera parah, atau ketika Anda sedang stres. Sitokin menginduksi keadaan inflamasi dalam tubuh dan modulasi dalam aktivitas sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa produksi sitokin tidak terbatas pada sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh, tetapi fibroblas, sel endotel, adiposit, dan jaringan khusus, seperti ovarium, menghasilkan sitokin (Caballero et al, 2005: 501). Kurang tidur dapat menurunkan produksi sitokin pelindung. Selain itu, antibodi infection-fighting dan sel-sel berkurang selama periode tersebut ketika Anda tidak mendapatkan cukup tidur.[1]
Penyakit yang lebih sering menyerang orang-orang yang kurang tidur atau begadang adalah flu, infeksi gastrointestinal, dan alergi. Kemudian, penyakit infeksi virus, seperti influensa, infeksi usus (diare), infeksi virus hepatitis, demam thypoid, dan demam berdarah juga dapat menyerang orang yang yang kurang tidur atau begadang. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi seberapa cepat Anda pulih ketika Anda sakit. Jadi, tubuh Anda membutuhkan tidur untuk melawan penyakit menular. Jangka panjang kurang tidur juga meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).[2]
C. Begadang dan Berat Badan
Apabila tubuh kurang tidur atau istirahat, maka akan menyebabkan
kadar gula dalam darah terganggu. Tubuh akan memproduksi sedikit leptin, yaitu
hormon yang bertugas mengendalikan
nafsu makan dan juga menghasilkan lebih banyak ghrelin,
yaitu hormon yang merupakan kebalikan
dari hormon leptin. Lebih jelas mengenai fungsi leptin,
leptin bertugas sebagai pengirim
sinyal ke otak mengenai penyimpanan lemak tubuh, pengaturan regulasi nafsu
makan, metabolisme, dan pembakaran kalori tubuh, dan berbagai fungsi fisiologis
lainnya. Leptin memberi sinyal pada otak Anda ketika Anda kenyang dan
memberitahu tubuh Anda kapan waktunya untuk mulai membakar kalori. Saat Anda
tidur, level leptin naik dan tubuh Anda merasa seolah-olah ia memiliki banyak
energi yang tersimpan untuk menghadapi hari esok.[3]
Ketika kurang tidur, produksi leptin yang menurun menyebabkan kebutuhan makan meningkat. Walaupun tubuh tidak terlalu lapar, nafsu makan akan naik. Hal tersebut juga diakibatkan kenaikan hormon
ghrelin.
Sel-sel lambung mensekresikan Ghrelin
yang berfungsi menaikkan keseimbangan energi positif
dengan merangsang nafsu makan dan meningkatkan penyimpanan energi secara
efisien. Ghrelin fungsinya berkebalikan dengan leptin. Ghrelin yang tinggi
dalam tubuh dapat merangsang nafsu makan, sehingga menyebabkan kita ingin
makan. Pada akhirnya, jika kita terlalu banyak makan, khususnya pada malam
hari, akan berakibat berat badan kita menjadi naik. Hal itu juga disebabkan
karena ghrelin memiliki fungsi untuk menghentikan pembakaran kalori. Ketika
kita makan, ghrelin akan mencegah terjadinya pembakaran kalori karena
menganggap tubuh sedang kekurangan. Kalori yang menumpuk, akhirnya menyebabkan
lemak tubuh bertambah banyak. Faktor lain yang mendorong adalah jam biologis
pencernaan tidak begitu efektif pada malam hari. Jika setelah makan tidak lama kemudian kita tidur,
pencernaan dan metabolisme tidak akan efektif karena keduanya berjalan lambat.
Dibandingkan remaja yang mendapat cukup tidur pada malam
hari, remaja yang jam
tidurnya kurang dari delapan
jam
saat malam hari akan lebih cenderung untuk memakan makanan yang berlemak dan makanan ringan dengan
proporsi yang lebih besar. Penelitian
mengenai hal tersebut dimuat dalam Journal Sleep.
Setelah disesuaikan dengan
usia, jenis kelamin dan ras, remaja yang tidur kurang dari delapan jam pada
malam hari mengonsumsi 2,2 persen lebih kalori dari lemak dan 3 persen lebih
sedikit kalori dari karbohidrat dibandingkan remaja yang tidur delapan jam atau
lebih.[4]
Dalam
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja yang jam tidurnya kurang
atau sering
begadang akan lebih cenderung mengonsumsi makanan
berlemak atau snack pada malam hari.
Kebiasaan makan pada malam hari tersebut akan berakibat pada naiknya berat
badan dan risiko obesitas makin tinggi. Selain itu, dapat pula memicu obesitas
dan penyakit kardiovaskular sebagai akibat peningkatan relatif konsumsi lemak
pada orang-orang yang sering begadang sebesar 2,2 persen per hari. Hal tersebut
dikatakan oleh penulis senior dan peneliti utama Susan Redline, MD, MPH. Jadi,
dapat dikatakan bahwa terlalu sering begadang mempunyai peran terhadap peningkatan
risiko obesitas.
D. Begadang dan Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif biasanya identik dengan penyakit orang tua, tetapi di zaman yang serba instan ini penyakit degeneratif juga dapat menyerang anak muda dan mahasiswa. Salah satunya adalah kanker. Sebuah riset yang berlangsung dari tahun 1987 oleh ahli kanker Steve Richards menunjukkan korelasi antara kerja malam dan kemungkinan menderita kanker. Orang-orang yang bekerja di malam hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang seharusnya dihancurkan oleh sel-sel imun.[5] Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, saat begadang tubuh akan ‘memaksa’ sistem imun untuk meningkatkan sel-sel kekebalan tubuh. Jika hanya sekali atau dua kali saja, tubuh masih dapat memberi toleransi. Namun, jika sudah terlalu sering maka akan berdampak pada berubahnya siklus tubuh yang sudah diatur oleh jam biologis otak (circadian time clock). Normalnya, siklus metabolisme tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada malam hari. Kebiasaan tadi akan merubahnya dari pagi-sore menjadi sore-pagi. Hal tersebut, berdampak pada turunnya imunitas pada pagi hari, yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami kanker karena di pagi hari banyak senyawa karsinogenik, yang merupakan pemicu kanker.
Penyakit degeneratif lain yang berisiko muncul adalah penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh obesitas adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). PJK diawali oleh adanya hipertensi yang menyebabkan lesi pada pembuluh darah, sehingga kolesterol dapat menumpuk pada pembuluh darah dapat menyebabkan aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah oleh lemak). Hal tersebut dapat menyebabkan suplai darah yang kaya oksigen ke jantung berkurang dan dapat berdampak kepada kematian mendadak.
Orang yang sering begadang juga berisiko terkena diabetes. Penelitian baru yang dilakukan University of Buffalo di New York menemukan bahwa responden studi yang rata-rata tidur kurang dari 6 jam per malam, dibandingkan dengan yang 6-8 jam, lebih rentan 5 kali terkena pra-diabetes (Greene et al, 2009: 169). Kurang tidur atau sering begadang dapat mempengaruhi hormon tubuh, seperti halnya resistensi insulin. Pada keadaan resistensi insulin, jumlah insulin dalam darah adalah normal. Insulin berfungsi sebagai kunci pembuka sel untuk masuknya glukosa. Pada keadaan resistensi insulini ini, jumlah kunci (insulin) yang ada jauh lebih banyak dibandingkan dengan lubang kuncinya (tempat melekatnya insulin di dinding sel/reseptor insulin). Maka dengan sendirinya glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga gula darah tetap tinggi (Cahyono, 2008: 60). Diabetes ini dikategorikan sebagai DM tipe 2.
E. Dampak Lain Begadang
Begadang juga dapat menyebabkan sakit kepala, pegal-pegal, dan sakit pada punggung serta dada. Mahasiswa dapat mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi di kelas. Dampak jangka panjangnya adalah dapat mengganggu memori otak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang mudah lupa, ceroboh, dan yang lebih berbahaya adalah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Risiko gelisah, depresi, dan gangguan jiwa juga dapat terjadi jika kita terlalu sering begadang atau kurang tidur.
[1] Timothy Morgenthaler, M.D.“ Lack
of sleep: Can it make you sick? “.
http://www.mayoclinic.com/health/lack-of-sleep/AN02065. Diakses 4 Desember
2012.
[2] Ibid.
[3] Carmen.
“Staying Up Late is Harmful to Your Weight Loss Efforts”.
http://www.dietsinreview.com/diet_column/05/staying-up-late-is-harmful-to-your-health/.
Diakses 5 Desember 2012.
[4] Jason.
"Lack of Sleep Tied to Teen Obesity".
http://www.dietsinreview.com/diet_column/09/lack-of-sleep-tied-to-teen-obesity/.
Diakses 4 Desember 2012.
[5] Loc.cit.
0 Leave comment