Hernia Inguinalis (Scrotalis)

13:42:00

Assalamuallaikum wr. wb.
Pernah mendengar kata "Turun Bero"?

"Hati-hati jangan kecapekan, nanti 'turun bero' lo!"

Ya, kata-kata itu mungkin sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari tapi apa sih arti dari "turun bero" itu?

"Turun Bero" dalam bahasa medis disebut dengan Hernia. Hernia ada dua jenis, yaitu Hernia Inguinalis (Scrotalis) dan Hernia Hiatal. Namun, kali ini saya hanya akan membahas tentang Hernia Inguinalis, yang memiliki nama lain Hernia Scrotalis. Mari kita bahas bersama!

Hernia inguinalis terjadi ketika jaringan lunak (biasanya bagian dari membran yang melapisi rongga perut, yaitu omentum atau bagian dari usus) menonjol melalui titik lemah pada otot perut. Tonjolan yang dihasilkan dapat menyakitkan, terutama ketika batuk, membungkuk atau mengangkat benda yang berat (Mayo Clinic, 2013). Tonjolan tersebut akan 'jatuh' ke dalam skrotum atau buah zakar, sehingga akan menimbulkan benjolan. Itulah sebabnya, Hernia tipe ini disebut juga Hernia Scrotalis. 


Hernia inguinalis biasanya terjadi ketika jaringan lemak atau bagian dari usus masuk melalui ke pangkal paha di bagian atas paha bagian dalam. Ini akan mendorong melalui titik lemah di dinding otot sekitarnya (dinding perut) ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang melewati pembuluh darah menuju testis pada pria dan terdapat di ligamentum putaran (ligamentum sekitar rahim) pada perempuan (NHS UK, 2013).

Tekanan pada jaringan sekitarnya. Kebanyakan hernia inguinalis membesar dari waktu ke waktu jika tidak diperbaiki melalui pembedahan. Perbesaran hernia dapat memberikan tekanan pada jaringan sekitarnya. Pada pria, hernia besar dapat meluas ke skrotum, menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan. Hernia inguinalis tidak selalu berbahaya pada penderitanya. Hernia tidak dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya, dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Untuk alasan ini, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk memperbaiki hernia inguinalis yang menyakitkan atau menjadi lebih besar. Perbaikan hernia inguinalis adalah prosedur pembedahan umum (Mayo Clinic, 2013). 

Beberapa hernia inguinalis tidak menimbulkan gejala apapun. Tonjolan hernia dapat terlihat dan dirasakan, biasanya lebih jelas ketika dalam posisi berdiri tegak, terutama jika batuk atau ada regangan. Tanda-tanda dan gejala hernia inguinalis antara lain (Mayo Clinic, 2013):
• Tonjolan di daerah di kedua sisi tulang kemaluan.
• Sensasi seperti terbakar, gemericik atau sakit pada tonjolan.
• Rasa sakit atau ketidaknyamanan di pangkal paha, terutama ketika membungkuk, batuk atau mengangkat beban.
• Sensasi berat di pangkal paha.
• Rasa lemah atau tekanan di pangkal paha
• Terkadang, ada rasa sakit dan ada pembengkakan di sekitar testis ketika usus yang menonjol turun ke dalam skrotum


Adakah cara untuk mendeteksi Hernia Inguinalis? Hernia inguinal dapat didiagnosa dengan cara-cara sebagai berikut (NDDIC & NIDDK, 2014):

• Riwayat medis dan keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Imaging tests, termasuk X Rays (Abdominal X Ray, CT Scan, Abdominal Ultrasound)


Hernia inguinalis biasanya tidak memiliki penyebab yang jelas tetapi dapat mendapat pengaruh sebagai akibat dari (Mayo Clinic, 2013):

• Peningkatan tekanan dalam perut
• Sebuah titik lemah yang terbentuk di dinding perut
• Kombinasi peningkatan tekanan di dalam perut dan titik lemah yang terbentuk di dinding perut
• Mengejan saat buang air besar atau buang air kecil
• Mengangkat beban berat
• Cairan di perut (asites)
• Kehamilan
• Kelebihan berat badan
• Batuk kronis


Berikut adalah faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya Hernia Inguinal (Mayo Clinic, 2013):

• Laki-laki
• Riwayat Keluarga
• Batuk Kronis
• Konstipasi kronis
• Kelebihan Berat Badan
• Kehamilan
• Lahir prematur
• Pernah hernia sebelumnya
• Orang yang memiliki cystic fibrosis (suatu kondisi mengancam jiwa yang menyebabkan kerusakan paru-paru parah dan batuk kronis) yang berpotensi mengembangkan hernia inguinalis.
• Memiliki pekerjaan yang membutuhkan berdiri untuk waktu yang lama atau melakukan pekerjaan fisik yang berat meningkatkan resiko terkena hernia inguinalis.


Terdapat dua jenis hernia inguinal, diantaranya (NDDIC & NIDDK, 2014):
• Hernia inguinalis tidak langsung: hernia yang disebabkan oleh cacat pada dinding perut secara genetik atau bawaan pada saat lahir.
• Hernia inguinalis langsung: hernia yang biasanya hanya terjadi pada orang dewasa laki-laki dan disebabkan oleh kelemahan pada otot dinding perut yang berkembang dari waktu ke waktu.


Ketika sedang berbaring, Hernia harus dicoba untuk didorong kembali secara lembut dan perlahan. Jika tidak, menerapkan kompres es ke daerah hernia agar dapat mengurangi pembengkakan. Berbaring dengan panggul lebih tinggi dari kepala juga dapat membantu (Mayo Clinic, 2013). Hal ini cukup bermanfaat untuk menghindari komplikasi penyakitnya. Lalu, apakah komplikasi dari penyakit Hernia Inguinalis? Ada dua komplikasi, yaitu:  


A. Incarcerated Hernia
Jika tidak mampu mendorong hernia masuk, omentum atau loop usus dapat terperangkap dalam dinding perut. Incarcerated hernia pada akhirnya dapat menyebabkan hernia strangulasi, yang memotong suplai darah ke usus. Pembedahan diperlukan untuk memperbaiki hernia dan mengembalikan suplai darah ke usus. Hernia strangulasi dapat jika tidak diobati mengancam jiwa (Mayo Clinic, 2013).

B. Hernia Strangulasi
Tanda dan gejala strangulasi hernia meliputi (Mayo Clinic, 2013):
• Mual, muntah atau keduanya
• Demam
• Denyut jantung cepat
• Nyeri mendadak yang cepat secara intensif
• Tonjolan hernia yang berubah merah, ungu atau gelap



Penatalaksanaan atau pengobatan

A. Herniorrhaphy
Prosedur ini juga disebut perbaikan hernia terbuka, ahli bedah akan membuat sayatan di pangkal paha dan mendorong omentum menonjol atau usus kembali ke perut. Dokter bedah kemudian menjahitnya bersama-sama dengan bagian otot yang melemah atau sobek. Daerah yang lemah diperkuat dan didukung dengan serat sintetis (hernioplasty) (Mayo Clinic, 2013).

B. Laparoscopy
Dalam prosedur invasif minimal ini, ahli bedah akkan mengoperasi melalui beberapa sayatan kecil di perut. Sebuah tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera kecil (laparoskop) dimasukkan ke dalam satu sayatan. Dipandu oleh kamera, ahli bedah akan memasukkan instrumen kecil melalui sayatan lain untuk memperbaiki hernia menggunakan serat sintetis (Mayo Clinic, 2013).

C. Diet dan Makanan
Para peneliti belum menemukan bahwa makan, diet, dan gizi berperan dalam menyebabkan hernia inguinalis. Seseorang dengan hernia inguinalis mungkin dapat mencegah gejala dengan mengonsumsi makanan tinggi serat. Buah-buahan segar, sayuran, dan biji-bijian tinggi serat dan dapat membantu mencegah sembelit dan mengejan yang menyebabkan beberapa gejala yang menyakitkan dari hernia. 


Berikut adalah list makanan yang dianjurkan dan yang dipantang. Ini merupakan gabungan dari makanan untuk penderita Hernia Hiatal. Sejauh yang penulis tahu, baik Hernia Hiatal maupun Inguinalis, memiliki list makanan yang sama dalam mempengaruhi timbulnya gejala Hernia, yaitu sebagai berikut (Ratini, 2013):

Anjuran: gandum, oatmeal, sereal, telur, ayam bagian dada, ikan dan hasil laut, daging tanpa lemak, susu dan produknya yang rendah atau bebas lemak, brokoli, wortel, alpukat, pisang, pepaya, melon, buncis, kacang panjang, kapri, bayam. Makanan-makanan ini adalah makanan yang risiko menimbulkan gejalanya rendah/jarang.

Pantangan/pembatasan: junk food, makanan yang banyak minyak, santan teh, soda, makanan asam, pedas, bawang-bawangan, coklat, kopi. Makanan-makanan ini adalah makanan yang risiko menimbulkan gejala Hernia cukup tinggi dan umum bagi sebagian orang.

• Semua disesuaikan dengan kondisi pasien karena, sebagai contoh, terkadang ada juga pasien yang justru merasakan gejala Hernia-nya muncul jika mengonsumsi susu, tetapi ada juga yang tidak.

Cara pemasakan yang dianjurkan adalah dipanggang atau direbus. Batasi makanan yang digoreng.

Batasi penggunaan mentega, minyak, dan mayonaise.

• Jika ingin minum susu, pilihlah susu atau yoghurt low fat atau rendah lemak.

• Utamakan produk-produk rendah lemak atau bebas lemak (Baca Label Pangan).

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Mayo Clinic, 2013 dan Ratini, 2013):
• Mempertahankan berat badan ideal
• Makan serat yang cukup
• Jangan terlalu sering mengangkat beban berat
• Berhenti merokok

• Jangan terlalu banyak makan (Overeat)
• Istirahat yang cukup
• Dianjurkan makan dan minum sambil duduk karena ini akan mengurangi risiko timbulnya gejala
• Pemilihan makanan dapat mengacu pada list makanan di atas

--------------------------------------------------------------------------------------------------------- SUMBER REFERENSI:
Mayo Clinic. 2013. “Inguinal Hernia”. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inguinal-hernia/basics/symptoms/con-20021456 (diakses 16 Oktober 2014)
NHS UK. 2013. “Inguinal Hernia Repair”. http://www.nhs.uk/conditions/Inguinalherniarepair/Pages/Whatisitpage.aspx (diakses 16 Oktober 2014) 
NDDIC & NIDDK. 2014. “Inguinal Hernia”.  http://digestive.niddk.nih.gov/DDISEASES/pubs/inguinalhernia/index.aspx#wha (diakses 16 Oktober 2014)
Ratini, Melinda. 2013. "Hiatal Hernia Diet Tips". http://www.webmd.com/digestive-disorders/hiatal-hernia-diet-tips (diakses 24 Oktober 2014)

You Might Also Like

0 Leave comment