Tumbuh Kembang dan Zat Gizi yang Diperlukan

18:29:00

Kali ini penulis ingin membahas mengenai tumbuh kembang anak dan gizi yang tepat agar anak-anak tumbuh ke atas bukan ke samping, hehe... Mungkin banyak dari kita yang suka bingung kenapa anak-anak Indonesia kalah tinggi jika dibandingkan negara Asia lain, bahkan oleh negara Asia tenggara sekalipun. Mari kita simak teorinya!

Dikutip dari Arisman (2004) dalam Mardatillah (2008) puncak pertambahan berat dan tinggi badan perempuan tercapai pada usia masing-masing berkisar antar usia 11,9 tahun dan 12,1 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 14,3 dan 14,1 tahun. Sebenarnya kecepatan pertumbuhan anak, baik laki-laki atau perempuan, hampir sama pada usia 9 tahun.


Nah, ketika usia 10-12 tahun, pertumbuhan anak perempuan akan lebih dulu mengalami puncak percepatan dibandingkan laki-laki. Kenapa? karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi. Anak laki-laki baru akan menyusul 2 tahun kemudian (12-14 tahun).

Sexual Maturation Rating (SMR) atau Tingkat Kematangan Seksual juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi badan. SMR yang biasa dikenal dengan istilah "Tanner Stages" adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur karakterisitik seksual sekunder berdasarkan usia kronologis.

SMR berdasarkan perkembangan payudara dan pubic hair pada perempuan. Pada laki-laki perkembangan testikular dan penis dan kemunculan pubic hair juga. Pada perempuan, umumnya menarche (menstruasi pertama) terjadi pada 2-4 tahun setelah perkempangan payudara dan pubic hair, tepatnya menarche terjadi pada usia sekitar 10,5-16,5 tahun. Pada laki-laki, perkembangan testis dan perubahan warna pada skrotum dijadikan tanda-tanda pubertas yang terjadi antar usia 10,5 dan 14,5 tahun (Brown, 2011).

Sebagaimana kita tahu, hormon yang penting untuk SMR adalah Estrogen (pada reproduksi wanita) dan pertumbuhan adalah GH (Growth Hormone). Estrogen bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder dan memainkan peran utama dalam fungsi reproduksi pada wanita. Ada interaksi yang erat antara estrogen dan GH dalam regulasi pertumbuhan dan perkembangan seperti yang dicontohkan pada masa pubertas. Peningkatan GH dan estrogen memicu lonjakan pertumbuhan, yang disertai dengan perubahan dramatis dalam pertumbuhan fisik yang mengakibatkan pencapaian komposisi tubuh spesifik gender (Kin-Chuen Leung, et al. 2013).

Jika terjadi menarche dini (di bawah usia 10 tahun) maka percepatan tumbuh akan terganggu, sehingga anak perempuan tidak dapat tumbuh tinggi secara maksimal. Mereka tetap dapat tumbuh tinggi, selama masih pada usia pertumbuhan (sekitar 12-21 tahun). Kenapa hal tersebut dapat terjadi? Karena menarche dan menstruasi itu sendiri terjadi karena efek estrogen yang dapat melemahkan peran dari GH.

Menarche dini dapat terjadi karena asupan lemak berlebih, overweight, sampai obesitas. Kita tahu, bahwa jika pada laki-laki penimbunan lemak dominan di perut, penimbunan lemak pada perempuan adalah di sekitar paha. Sel lemak dapat memproduksi estrogen. Itulah yang menyebabkan anak perempuan obesitas dapat menarche dini dan atlet-atlet yang punya jumlah sel lemak lebih sedikit agak lama menarche-nya.

Kemudian, asupan gizi apa yang harus dipenuhi pada masa remaja?

Karbohidrat (terutama karbohidrat kompleks) harus tercukupi 60%-75% kebutuhan energi harian sekitar 3-8 porsi menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang. Maksudnya lebih dari 3 porsi di sini adalah dalam porsi kecil tapi sering. 1 gram karbohidrat akan menghasilkan kalori 4 kalori. Karbohidrat adalah sumber energi yang pertama (bahan bakar utama) digunakan dalam aktivitas, contoh ketika kamu beraktivitas fisik sebentar (sekitar 5 menit-10 menitan) maka keringat yang kamu keluarkan bukan dari lemak tapi dari karbohidrat.

Protein, baik nabati maupun hewani, atau sebanyak 2-3 porsi berdasarkan pedoman gizi seimbang. Jadi protein harian harus tercukupi harus tercukupi 10-15%. Satu gram Protein menghasilkan 4 kalori energi. Kok cuman segitu? Karena diharapkan protein tidak dijadikan sumber energi utama. Kenapa? karena protein punya banyak peran PENTING! untuk pertumbuhan. Kebutuhan protein remaja dipengaruhi oleh jumlah protein yang diperlukan untuk pemeliharaan massa tubuh tanpa lemak yang ada (contohnya otot dan tulang), ditambah tunjangan untuk jumlah yang diperlukan guna pertambahan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan pertumbuhan remaja. Kebutuhan protein taksiran remaja adalah 0,85 g/kg berat badan/hari, sedikit lebih tinggi daripada orang dewasa (Brown, 2011).

Kebutuhan protein tertinggi untuk perempuan pada 11 sampai 14 tahun dan untuk laki-laki pada 15 sampai 18 tahun, ketika pertumbuhan adalah pada puncaknya (Brown, 2011). Hmm... ada kemungkinan terdapat perbedaan antara referensi barat dan Indonesia ya. Untuk orang Indonesia, jika merujuk pada teori di atas, maka pada usia 10-12 tahun untuk perempuan dan 12-14 untuk laki-laki.

Lemak. Asupan lemak menurut PUGS adalah 15-25%. Tubuh manusia membutuhkan lemak dari makanan dan asam lemak esensial untuk pertumbuhan normal dan perkembangan. Ingat, lemak yang dimakan tidak boleh selalu lemak jenuh (gorengan, keripik, dll) tapi juga lemak-lemak tidak jenuh (olive oil, alpukat, kacang-kacangan, dll).

Dikutip dari Hardinsyah, dkk (2012), Omega-3 (seperti asam linolenat, EPA dan DHA) dan Omega-6 (seperti asam linoleat dan AA) merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang (long chain fatty acids) yang berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti-clotting sehingga penting bagi kelancaran aliran darah dan fungsi sendi (IOM, 2005, Vance and Vance, 2008).

Efek ketidakcukupan asupan lemak total adalah gangguan pertumbuhan dan Peningkatan resiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung koroner. Begitu juga ketidakcukupan asupan omega-6 Polyunsaturated Fatty Acids juga mengakibatkan munculnya tanda-tanda defisiensi asam lemak esensial. Sedangkan ketidakcukupan asupan omega-3 Polyunsaturated Fatty Acids berakibat gangguan penglihatan dan perilaku belajar (IOM, 2005).

Omega-6 banyak terdapat dalam minyak nabati seperti minyak kedele, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak biji kapas dan minyak safflower. Omega-3 banyak terdapat dalam minyak ikan, ikan laut dalam seperti lemuru, tuna, salmon, cod, minyak kanola, minyak kedele, minyak zaitun dan minyak jagung. Lemak/gajih, minyak kelapa, mentega (butter), minyak inti sawit dan coklat banyak mengandung lemak jenuh (Duyff, 1998). Asam-asam lemak yang tidak jenuh dapat menjadi jenuh atau sebagian tetap tidak jenuh tetapi berubah menjadi trans-fatty acids, yang tidak baik bagi kesehatan, karena proses pengolahan pangan (hidrogenisasi) atau cara menggunakannya.

Zat gizi mikro yang dibutuhkan antara lain: Vitamin B1, B2 dan B3 penting untuk metabolisme karbohidrat menjadi energi. Zat besi, Asam folat dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah. Pertumbuhan tulang dibutuhkan kalsium dan vitamin D yang cukup. Vitamin A untuk pertumbuhan jaringan. Vitamin A, C dan E penting untuk menjaga jaringan-jaringan baru (Husaini, 2006 dalam Nurjanah 2012). Vitamin dan mineral yang esensial untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan adalah iodium, zat besi, magnesium, kalsium, fosfor, vitamin A, C, dll. Defisiensi dari zat besi sebagaimana yang kita ketahui adalah anemia.

Anemia adalah salah satu masalah defisiensi zat gizi mikro di Indonesia. Magnesium, bekerja bersama dengan kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang, mencegah aritmia jantung, dan menghambat pembentukan Ca oksalat dalam ginjal. Kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok, mengurangi kecerdasan anak, dan menyebabkan kreatin (pendek).

Vitamin tak kalah penting untuk tubuh. Sedikit akan penulis tuangkan hasil diskusi kelompok kami dalam postingan kali ini mengenai efek buruk kekurangan vitamin. Penyakit akibat kekurangan vitamin B2 adalah turunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan mengganggu pembentukan protein yang kemudian akan mempengaruhi pembentukan jaringan.

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada luka, gusi bengkak dan berdarah, rasa nyeri pada persendian, gangguan pembentukan kolagen sehingga pembentukan kulit terganggu, dan melemahnya dinding pembuluh darah. Sumber vitamin C terbaik adalah buah jeruk. Vitamin C juga bisa ditemukan pada rambutan, gooseberry, jambu, nanas, mangga matang, papaya, tomat,cabai, brokoli, dan ubi jalar serta dan sayuran berdaun hijau seperti daun ketumbar dan kol. Sumber vitamin B2 dapat ditemukan di hewan maupun nabati seperti hati, susu, keju, daging, sayuran hijau (buncis, kangkung, katuk), telur, dan pisang ambon.

Sebenarnya untuk masalah vitamin B, Vitamin ini umum terdapat pada makanan kita sehari-hari, seperti sayur, buah, daging, ayam, tempe, dll. Jadi, kalau kita sudah mengonsumsi makanan sesuai pedoman gizi seimbang maka tidak perlu lagi takut untuk defisiensi vitamin B. Vitamin-vitamin lain, juga dapat diperoleh dari sumber zat gizi yang sama. Vitamin dan mineral adalah mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah sedikit).

Menurut diagram UNICEF, 2 penyebab langsung dari malnutrisi (gizi buruk) adalah penyakit infeksi dan asupan yang kurang. Kedua penyebab langsung ini saling bersifat timbal balik satu sama lain. Dimana penyakit dapat menyebabkan kurangnya asupan dan kurangnya asupan dapat menyebabkan penyakit. Jadi, intinya terlalu sering mengonsumsi jajanan yang tidak sehat dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak dalam jangka panjang. Jajanan yang tidak sehat dapat menjadi penyebab Food-Borne Disease dari berbagai kontaminan, seperti kontaminasi biologis (bakteri, virus, jamur), kontaminasi fisik, dan kontaminasi kimia.

Sebenarnya kebutuhan zat gizi juga berbeda-beda berdasarkan tingkatan usia. Dapat dicek di AKG (Angka Kecukupan Gizi). Berikut ini secara lengkap dilampirkan kebutuhan gizi untuk orang Indonesia dari AKG 2013:



Sumber Gambar: AKG 2013

 --------------------------------------------------------------------------------------------
REFERENSI

Hardinsyah, Hadi Riyadi, dan Victor Napitupulu. 2013. KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT
http://hadiriyadiipb.files.wordpress.com/2013/03/angka-kecukupan-gizi-2012-energi-protein-karbohidrat-lemak-serat.pdf. diakses tanggal 20 Januari 2014.

Update: AKG 2013
http://himagizi.lk.ipb.ac.id/files/2014/01/AKG2013-Hardin-Final-Edit-bersama.pdf

Brown, Judith. 2011. Nutrition Through The Life Cylce. CA: Wadsworth, Cengage Learning.

Kin-Chuen Leung, Gudmundur Johannsson, Gary M. Leong and Ken K. Y. Ho. 2013. "Estrogen Regulation of Growth Hormone Action"
http://press.endocrine.org/doi/full/10.1210/er.2003-0035
Published Online: July 01, 2013.

Mardatillah. 2008. Skripsi. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Siap Saji Modern (Fast Food), Aktifitas Fisik dan Faktor Lainnya dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur Tahun 2008. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.

Nurjanah, N. 2012.
http://eprints.uny.ac.id/8063/3/bab%202%20-%2009511242003.pdf. Universitas Negeri Yogyakarta.

You Might Also Like

0 Leave comment