Natrium dan Hipertensi: Natrium Bukan Hanya Garam Dapur!
17:19:00
Penulis hanya ingin
meluruskan fakta bahwa yang dapat membuat hipertensi itu bukan cuma garam.
Kenapa? Karena yang membuat garam dapat menyebabkan hipertensi adalah adanya
Natrium (Sodium) dan mineral yang satu ini tidak hanya terdapat pada garam.
Terdapat juga pada fast food dan
makanan-makanan kemasan, seperti mie instan, nugget, keripik, biskuit, minuman
ringan kemasan, dll dimana natrium sering dijadikan sebagai bahan pengawet
(contoh: Natrium Benzoat). Terdapat juga di tepung terigu dan beberapa jenis
tepung lainnya.
Pada produk kecap, cuka, mayonnaise dan sambal juga ada. Pada
minuman soda dan teh juga ada. Selain pada produk-produk 'jadi', secara alami
natrium juga terdapat pada daging hewani dan jeroannya. Bahkan pada sumber
karbohidrat (roti, peanut, walnut), sayur, buah, susu dan keju, serta ASI juga
ada. Orang-orang hipertensi biasanya tidak boleh makan sembarang makanan
Sumber Gambar: Kompas
Sebenarnya natrium itu apa
sih? Adakah fungsinya bagi tubuh kita? Bagaimana batasannya? Yuk mari kita
bahas!
Tambahan, makanan
ber-natrium, antara lain garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder,
natrium benzoat, MSG (vetsin). Natrium adalah kation utama daam cairan
ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dan
asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Dalam
keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan urin sama banyaknya dengan
jumlah yang dikonsumsi. Biasanya di rumah sakit ada tiga jenis diet untuk orang
hipertensi (Almatsier, 2002):
- Diet Garam Rendah I (konsumsi Na hanya 200-400 mg)
- Diet Garam Rendah I (konsumsi Na hanya 600-800 mg atau setara dengan sekitar 1/2 sdt garam dapur)
- Diet Garam Rendah I (konsumsi Na hanya 1000-1200 mg atau setara dengan sekitar 1 sdt garam dapur)
Rumah Sakit biasanya akan menggunakan kecap khusus dan garam 'buatan' guna memberikan rasa pada makanan pasien hipertensi. Buah-buahan dan sayur-sayuran pastinya diberikan untuk pasien hipertensi tapi tidak semua sayur dan buah boleh. Buah yang dilarang biasanya buah kaleng atau yang diawet atau dimasak dengan natrium.
Sumber Gambar: Kompas
Natrium bersama kalium sangat penting untuk pertumbuhan dan fungsi tubuh yang normal. natrium adalah elektrolit ekstraseluler dominan dan kalium adalah kation intraselular utama. Mereka berdua terlibat dalam mengatur air dan keseimbangan asam-basa, permeabilitas membran, konduksi saraf dan aksi otot. Perubahan konsentrasi natrium ekstraseluler dapat mempengaruhi tekanan arteri, sedangkan perubahan konsentrasi kalium darah dapat mempengaruhi kinerja jantung (Yeung dan Laquatra, 2003).
Sumber Gambar: www.natrium.com
Usus kecil memiliki kapasitas yang besar untuk menyerap natrium, semakin besar asupan natrium, semakin besar penyerapan. Di dalam tubuh, tingkat natrium dalam cairan ekstraselular dikendalikan oleh sistem yang rumit yang melibatkan laju filtrasi glomerulus, sel-sel dari aparat juxta glomerular ginjal, sistem renin - aldosteron, sistem saraf simpatik, konsentrasi katekolamin, natrium dan kalium dalam sirkulasi darah dan tekanan darah (Yeung dan Laquatra, 2003).
Defisiensi natrium dalam
kondisi tubuh normal hampir tidak dikenali tanda-tandanya. Namun, hilangnya
keringat berlebihan, muntah dan diare, dan patologi ginjal, deplesi natrium
dapat menyebabkan kram otot, kebingungan mental, apatis, anoreksia dan koma
(Yeung dan Laquatra, 2003). Kehilangan natrium juga dapat terjadi sebagai
akibat dari asupan berlebihan air, anoreksia nervosa, ulcerative colitis,
penyakit hati, gagal jantung kongestif dengan edema, dan infeksi parah dan
diare.
Diare akut adalah penyebab
paling umum dari kekurangan natrium, dan rehidrasi oral tergantung pada
penyerapan enterik efisien natrium dari larutan glukosa/saline isotonik dan
menyelamatkan banyak nyawa di seluruh dunia. Muntah, penyakit ginjal kronis,
gagal ginjal, dan asidosis pernapasan kronis dapat menyebabkan deplesi klorida
(Gibney et al., 2009).
WHO (2013) mengatakan Orang
dewasa harus mengkonsumsi kurang dari 2.000 mg natrium, atau 5 gram garam, dan
setidaknya 3.510 mg potasium per hari, sesuai dengan pedoman baru yang
dikeluarkan oleh WHO. Seseorang dengan baik natrium tinggi dan kadar kalium
yang rendah bisa beresiko naiknya tekanan darah yang meningkatkan risiko
penyakit jantung dan stroke.
Natrium ditemukan secara
alami dalam berbagai makanan, termasuk susu dan krim (sekitar 50 mg natrium per
100 g) dan telur (sekitar 80 mg/100 g). Hal ini juga ditemukan, dalam jumlah
yang jauh lebih tinggi, dalam makanan olahan, seperti roti (sekitar 250 mg/100
g), daging olahan seperti bacon (sekitar 1.500 mg/100 g), makanan ringan
seperti pretzel, keju puff dan popcorn (sekitar 1.500 mg/100 g), serta bumbu
seperti kecap (sekitar 7.000 mg/100 g), dan kaldu atau kubus saham (sekitar
20.000 mg/100 g) (WHO, 2013).
Kelebihan konsumsi natrium
dalam tubuh dapat ditangkal dengan cara banyak minum Air Putih karena air akan
membawa natrium keluar bersama urin maupun keringat dan konsumsi
makanan-makanan yang banyak mengandung Kalium atau nama lainnya adalah
Potassium. Diet rendah kalium dikatakan memainkan peran penting dalam terjadinya
tekanan darah tinggi. Asupan kalium rendah akan meningkatkan tekanan darah,
sedangkan asupan kalium tinggi, terutama bila dikombinasikan dengan asupan
natrium rendah, makan dapat mencegah dan hipertensi dengan baik.
Kalium biasanya banyak
terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Kalium juga dapat mengurangi risiko
stroke (jadi tidak hanya penurunan tekanan darah saja). Defisiensi Kalium
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, sensitivitas garam, batu ginjal, dan
mempengaruhi kepadatan tulang. Gejala dari defisiensi, yaitu denyut jantung
tidak teratur, kelemahan otot, dan intoleransi glukosa (Whitney dan Rolfes,
2008).
Kalium memainkan peran
utama dalam menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan integritas sel. Selama
transmisi saraf impuls dan kontraksi otot, kalium dan natrium saling bertukar
tempat melintasi membran sel. Sel kemudian dengan cepat memompa mereka kembali
ke tempatnya. Mengontrol distribusi kalium merupakan prioritas tinggi bagi
tubuh karena mempengaruhi banyak aspek homeostasis, termasuk detak jantung yang
stabil (Whitney dan Rolfes, 2008).
------------------------------------------------------------------------
REFERENSI:
Almatsier, Sunita (editor).
2002. Penuntun Diet: Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Gibney, Michael J., Susan A
Lanham-New, Aedin Cassidy, dan Hester H. Vorster (Editor). 2009. Introduction
to Human Nutrition Second Edition. USA: Wiley-Blackwell.
WHO. 2013. "WHO Issues
New Guidance on Dietary Salt and Potassium."
http://www.who.int/mediacentre/news/notes/2013/salt_potassium_20130131/en/
Whitney, Ellie dan Sharon
Rady Rolfes. 2008. Understanding Nutrition, 11th Edition. USA: Thomson
Learning, Inc.
Yeung, David L. dan
Idamarie Laquatra (editor). 2003. Heinz Handbook of Nutrition 9th
edition. H.J. Heinz Company.
0 Leave comment