Mencoba Menjawab: Mario Gotze dan Miopati yang Mengganggu Metabolisme
21:12:00
Di
sisa musim kompetisi Bundesliga 2016/2017, Borussia Dortmund harus menerima
kenyataan ‘pahit’ dengan absennya, salah satu pemain andalan mereka, Mario Gotze hingga waktu yang belum
dapat ditentukan. Ya, pria yang sempat ‘menyeberang’ ke kubu The Bavarians itu didiagnosis mengalami
gangguan metabolisme (metabolic disorder).
Walaupun berat, tetapi setidaknya dapat melegakan Gotze dan official dari Dortmund karena akhirnya
terjawab sudah mengapa pahlawan Jerman
di final World Cup 2016 ini kerap kali dibekap cedera.
Ya,
hingga artikel ini diterbitkan, total Mario Gotze baru mampu menyelesaikan 15
dari keselurahan pertandingan tim yang bermarkas di Signal Iduna Park tersebut
di semua kompetisi, dan hanya mencetak 2 gol. Sebenarnya, apa sih yang disebut dengan gangguan metabolisme (metabolic disorder) itu? Apa pula Miopati itu? Bagaimana cara penanganannya?
Mari kita bahas bersama dalam artikel berikut ini!
Jadi
begini, metabolisme adalah sebuah proses di dalam tubuh yang amat penting bagi
keberlangsungan hidup kita. Makanan yang kita makan pastinya membawa zat gizi,
seperti halnya lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, termasuk air. Agar zat gizi itu berguna bagi tubuh kita,
maka harus melewati serangkaian proses metabolisme. Sistem pencernaan kita
lah yang bertugas untuk memecah komponen
kimia dari zat-zat gizi tersebut menjadi molekul gula dan asam. Nantinya,
molekul-molekul kimiawi yang telah dipecah itu akan disetorkan
ke seluruh jaringan tubuh, baik jaringan otot, jaringan lemak,
maupun liver.
Ketika
metabolisme tubuh terganggu, maka proses-proses yang seharusnya berjalan normal
untuk kelangsungan hidup manusia juga akan terganggu. Gangguan seperti apa yang
terjadi? Biasanya ada dua tipe gangguan metabolisme, yang pertama, gangguan metabolisme yang mengganggu pemecahan zat gizi
menjadi molekul-molekul kimia seperti yang telah saya sebutkan di atas. Tubuh
menjadi sulit untuk memecah lipid (lemak), asam amino (protein), dan
karbohidrat.
Yang kedua,
gangguan metabolismenya terjadi pada sel-sel yang dituju oleh zat-zat gizi
tersebut.
Sebelumnya, mari kita sepakati bersama bahwa untuk dapat bekerja dengan baik,
semua sel-sel di dalam tubuh itu butuh energi. Siapa yang menghasilkan energi? Ada sebuah bagian dari tubuh sel yang
bernama mitokondria. Si mitokondria ini adalah bagian tubuh yang amat
berperan menghasilkan energi bagi sel-sel guna mendukung kerja jaringan, hingga
organ tubuh manusia. Nah, gangguan
metabolisme menghambat kerja dari mitokondria untuk menghasilkan energi.
Jika
keadaan ini menjadi semakin parah, dimana semakin banyak sel-sel yang tidak
mendapatkan asupan zat gizi secara cukup dan/atau tidak dapat mengonversinya
menjadi energi guna, maka akan berdampak pada organ dimana sel-sel itu berada. Resiko terbesarnya adalah munculnya
penyakit degeneratif, seperti diabetes, penyakit liver, kolesterol tinggi,
tekanan darah tinggi, dan lain sebagainya.
Awalnya,
belum ada berita atau artikel yang benar-benar membahas secara detil mengenai metabolic disorder macam apa yang
menimpa Mario Gotze, tetapi ada kemungkinan ia mengalami gangguan metabolisme
pada otot. Asumsi ini muncul karena kekhawatiran awal pihak Borussia Dortmund
tentang mengapa yang sempat dijuluki “Messi-nya
Jerman” ini amat sering mengalami cedera.
Dan
benar saja, sebagaimana yang dilansir oleh dreamteamfc.com
bahwa Mario Gotze didiagnosis mengalami “Miopati”.
Miopati adalah penyakit/gangguan yang menyebabkan rasa lemah dan cepat lelah
pada otot. Dampak merugikan lain bagi atlet adalah waktu recovery yang cukup 'memakan waktu' alias lebih lama dari biasanya
setelah berolahraga atau latihan berat.
Biasanya,
hal yang mendasari terjadinya miopati adalah adanya penyakit pada
kelenjar tiroid (kelenjar yang berfungsi mengeluarkan hormon untuk
mengatur berbagai proses metabolisme tubuh) atau penyakit pada kelenjar adrenal (ginjal). Lah, kenapa
ginjal, Ton? Lah iya, kan zat-zat gizi di bawa ke seluruh sel tubuh lewat
aliran darah. Ginjal tugasnya menyaring darah dan zat gizi. Kalau ginjal
bermasalah, ya bisa-bisa penyaringan darah menjadi tidak sempurna, dan zat-zat
gizi yang harusnya menjadi 'makanan' bagi sel-sel (termasuk untuk sel-sel otot)
malah ikut terbuang bersama urin.
“I am in the process of getting treatment and
will do everything I can to get back into training as quickly as possible and
to help my team achieve our common goals.”
-Mario Gotze (2017)
Miopati bersifat
neuromuskular (berhubungan dengan saraf dan otot), dimana
gejala-gejala melemahnya otot
diakibatkan dari tidak berfungsinya serat-serat pada otot si penderita. Gejala
lainnya dapat berupa otot kram, kaku, dan kejang. Miopati tetap dapat membuat
penderitanya hidup normal atau, dalam level yang parah, dapat membuat
penderitanya menderita disabilitas. Miopati juga dapat ditandai dengan adanya exercise
intolerance, yaitu suatu kondisi dimana seseorang amat mudah merasa
lelah, sehingga performa olahraganya menjadi tidak maksimal.
Metabolisme Otot (Gambar: Muscular Dystrophy Association) |
Pada
metabolisme normal, (zat gizi pada) makanan memberikan bahan bakar yang
diproses di dalam sel, (juga) memproduksi energi (ATP) untuk kontraksi otot dan
fungsi sel lainnya. Sedangkan, pada kondisi miopati, adanya enzim yang hilang
menyulitkan mitokondria untuk melaksanakan tugasnya, dan hasilnya tidak ada energi
yang diproduksi oleh otot (Muscular
Dystrophy Association).
Miopati harus
segera ditangani,
jangan dianggap enteng, apalagi untuk atlet profesional karena penyakit ini
bersifat progresif, dapat semakin parah keadaannya, bahkan mengancam jiwa. Perawatan
untuk miopati tergantung pada penyakit atau kondisi dan penyebab spesifik.
Terapi suportif dan simtomatik mungkin satu-satunya pengobatan yang tersedia
atau diperlukan untuk beberapa gangguan. Pengobatan untuk gangguan lain mungkin
termasuk terapi obat, seperti imunosupresif, terapi fisik, menguatkan (bracing) untuk mendukung otot melemah,
dan operasi (National Institute of
Neurological Disorders and Stroke).
Congenital
Myopathies:
ditandai dengan keterlambatan perkembangan kemampuan motorik; kelainan tulang
dan wajah yang kadang-kadang terlihat pada saat lahir.
Muscular
Dystrophies:
ditandai dengan kelemahan progresif pada bagian otot tertentu; kadang-kadang
terlihat pada saat lahir.
Mitochondrial
Myopathies:
disebabkan oleh kelainan genetik di mitokondria, struktur selular yang
mengontrol energi; termasuk sindrom Kearns-Sayre, MELAS dan MERRF.
Glycogen Storage Diseases
of Muscle:
penyakit penyimpanan glikogen otot yang disebabkan oleh mutasi pada gen pengendali
enzim yang memetabolisme glikogen dan glukosa (gula darah); termasuk penyakit Pompe,
Andersen, dan Cori.
Myoglobinurias: disebabkan oleh
gangguan pada metabolisme bahan bakar (mioglobin) yang diperlukan untuk kerja
otot; termasuk penyakit McArdle, Tarui, dan DiMauro.
Dermatomyositis: miopati
bersifat inflamasi pada kulit dan otot.
Myositis
Ossificans:
ditandai dengan tulang yang tumbuh di jaringan otot.
Familial Periodic
Paralysis:
ditandai dengan ‘episode’ kelemahan pada lengan dan kaki
Polymyositis, Inclusion
Body Myositis, and Related Myopathies: miopati inflamasi otot skeletal (tulang).
Neuromyotonia: ditandai dengan
rasa kejang dan kaku yang berulang pada otot.
Stiff-man
Syndrome:
ditandai dengan pengulangan rasa kaku, refleks kejang, seringnya kram dan
kekakuan pada otot.
Tetany: ditandai dengan kejang berkepanjangan pada
otot lengan dan kaki.
0 Leave comment