Memahami Manajemen Gizi dan Diet sebagai Kunci Sukses AS Monaco

22:31:00

AS Monaco FC Juara Ligue 1 2017 (Sumber Gambar - www.tf1.fr)

Dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Jiwa yang sehat menumbuhkan semangat dan mental juara. Jika kita masukan logika matematika dalam dua kalimat di atas, maka kalimat baru yang mungkin kita dapatkan adalah: "Dalam tubuh yang kuat tumbuh semangat dan mental juara". Nah, bagaimana caranya untuk mendapatkan tubuh yang kuat itu, sehingga akhirnya dapat menjadi juara?

Artikel kali ini akan membahas bagaimana juara Ligue 1 Prancis musim 2016/2017, AS Monaco FC mengatur gizi dan pola makan para pemainnya. Sebagian besar referensi artikel ini penulis dapatkan dari CNN.com. Mari kita bahas bersama!

Setelah diakuisisi oleh milyarder Russia, Dmitry Rybolovlev pada tahun 2011 silam, AS Monaco menjelma menjadi klub kaya baru. Pemain-pemain hebat diboyong oleh mereka, serta pembinaan pemain-pemain muda juga sangat diperhatikan. Selain memfokuskan investasi dana untuk kedua hal tersebut, ternyata juara 8 kali Liga Prancis ini juga menginvestasikan dana mereka untuk kepentingan gizi (diet) para pemainnya. Hal ini merupakan langkah yang patut diapresiasi dan ditiru jika kita kembali ke kalimat-kalimat di paragraf awal.
 
Mereka merekrut ahli gizi dan sports scientists terbaik. Mereka juga berusaha menciptakan sikap terhadap makanan yang kreatif dan mudah diakses oleh pemain dari berbagai latar belakang. Pernah dengar bahwa dulu Newcastle United pernah mendatangkan koki spesialis makanan Prancis lantaran banyak sekali pemain Prancis dalam skuad Newcastle? Semua itu guna menjaga para pemain mendapatkan asupan gizi yang mereka butuhkan karena dikhawatirkan, jika pemain tidak suka/belum adaptasi dengan makanan di luar kebiasaan mereka maka nafsu makan mereka dapat berkurang dan berdampak ke performa di lapangan.

Kemana pun tim pergi untuk pertandingan away, koki akan selalu diajak, jus dan salad bars adalah menu yang selalu tersedia bagi para pemain di pusat latihan tim. Kondisi darah dan tingkat hidrasi (kecukupan cairan) para pemain juga terus dimonitor secara reguler untuk menakar kira-kira seberapa banyak zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan kapan waktu yang tepat untuk memberikan mereka asupan tersebut.

Diet dan porsi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pemain dari hasil tes-tes tersebut. Jadi, apa yang dimakan oleh Radamel Falcao mungkin akan berbeda dengan apa yang hendak dilahap Kylian Mbappe. Banyaknya air yang harus diminum Danijel Subasic juga bisa jadi berbeda dengan jumlah liter cairan yang harus dikonsumsi Kamil Glik.

Tim dokter dan ahli kesehatan klub yang bermarkas di Stade Louis II ini jelas menghadapi tantangan yang besar. Seperti yang tadi dikatakan bahwa masalah makanan juga merupakan masalah latar belakang pemain dan "ada kesempatan" dimana para pemain dapat lepas dari pengawasan tim. Iyalah, staf juga manusia, pemain juga manusia, butuh privasi dan tidak mungkin diawasi 7x24 jam. Juan Morillas, salah satu ahli gizi AS Monaco mengakui tantangan tersebut.

Terus solusinya bagaimana dong kalau begitu? Bagaimana kalau mereka makan sembarangan? Nah, di sini lah sisi kreatif dari dokter tim dan para ahli gizi dibutuhkan. Jadi, tim dokter, yang diantaranya adalah seorang bernama Philippe Kuentz dan para ahli gizi AS Monaco memberikan buku panduan kepada setiap pemain mengenai makanan yang baik untuk mereka ketika di rumah atau di luar pusat latihan. Judulnya "Recipe of Champions". Bahkan, mereka juga membekali para pemain dengan aplikasi yang berisi kumpulan video tentang bagaimana memasak makanan dengan sangat mendetil.

Kesuksesan manajemen gizi suatu tim memang harus berangkat dari keinginan mencerdaskan para atletnya. Atlet atau pemain sepak bola adalah aktor utama lapangan hijau. Tidak ada pemain, artinya tidak ada pertandingan. Ada pemain tapi tidak kompeten, artinya tidak ada trofi juara. Bagaimana membuat pemain menjadi kompeten? Harus dilatih. Bagaimana agar mereka paham gizi? Harus dikasih pengetahuan, dan yang paling penting harus DIFASILITASI.

Bernardo Silva, bintang AS Monaco yang pada awal musim 2017/2018 akan resmi merumput bersama Manchester City menyatakan bahwa buku yang diberikan oleh staf sangat membantunya.

"(Pembuatan buku) Ini adalah cara yang baik untuk membuat kita tetap sehat dan dalam keadaan baik dan melakukan hal yang baik untuk kitai" Ungkap Silva.

"Bila Anda merawat tubuh Anda, Anda akan memperbaiki permainan Anda sehingga hal tersebut menjadi sangat penting," Tambah Silva.

Tapi apakah pengaturan pola makan yang cukup ketat ini benar-benar berdampak baik? Tara Ostrowe, yang juga merupakan salah satu konsultan dan ahli gizi AS Monaco mengatakan bahwa dalam dunia sepak bola di Eropa, tim-tim papan atas benar-benar memperhatikan serius untuk masalah gizi ini. Ingat Barcelona di musim 2013/2014? Meskipun berhasil juara Super Copa di awal musim, tetapi di akhir musim mereka tidak mendapat satu pun trofi. Lionel Messi, sang mega bintang mengakui bahwa penurunan performanya pada musim 2013/2014 adalah hasil dari kurang baiknya pengaturan pola makan dirinya sepanjang musim.

Tara Ostrowe juga mengatakan bahwa pemilihan makanan yang baik dapat membantu recovery dan membantu pemain cepat pulih dari cedera. Perempuan yang bergabung dengan AS Monaco sejak tahun 2014 ini juga mengatakan bahwa pemilihan makanan yang baik juga dapat membantu pembentukan otot, menguatkan otot, dan menyehatkan tulang.

Adakah jenis pangan andalan dari tim AS Monaco? Ahli gizi Juan Morillas mengatakan bahwa timnya biasa mengonsumsi blue fish setelah pertandingan dengan pertimbangan bahwa ikan mengandung banyak protein dan juga omega 3 yang sangat baik untuk recovery.

Untuk kondisi sebelum pertandingan maka fokus utamanya adalah pada pengisian 'bahan bakar tubuh'. Karbohidrat menjadi aktor utama untuk hal ini. Ostrowe mengandalkan jenis gandum, seperti quinoa yang dinilai kaya akan zat gizi, termasuk protein juga ada di dalamnya.

Kalau teman-teman pembaca telah mengetahui fakta bahwa pisang adalah salah satu makanan wajib yang harus ada di ruang ganti pemain, maka AS Monaco punya buah andalan lain. Buah bit adalah jawabannya. Sebelum pertandingan, pemain diberi minum jus buah bit yang kaya vitamin dan antioksidan yang dapat membantu sirkulasi, daya tahan, dan stamina pemain agar kuat main 90 menit. Loh kok bisa? Ternyata, pemberian jus buah bit kepada pemain sebelum pertandingan dan sebelum hari H telah dinilai mampu meningkatkan kapasitas oksigen pemain AS Monaco.

Jus Buah Bit (Sumber Gambar - manfaatsehat.id)
Jus Buah Bit (Sumber Gambar - manfaatsehat.id)
Selain jus buah bit, pangan andalan lain dari tim berjuluk Les Monégasques adalah biji chia. Tara Ostrowe menilai biji chia mengandung kalsium, protein, serat, dan omega 3 yang baik bagi tubuh pemain. Bagaimana cara mengonsumsinya? Biji chia itu ditaburkan di sebagian besar menu makanan yang pemain makan.

Biji Chia (Sumber Gambar - authoritynutrition.com)
Biji Chia (Sumber Gambar - authoritynutrition.com)
Menu makanan yang bervariasi juga menjadi perhatian utama Ostrowe. Ia berkata, "Jika Anda membuat piring Anda berwarna-warni Anda akan mendapatkan semua vitamin, mineral dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh". Konsep mengonsumsi 'pelangi' alias makanan yang berwarna-warni (secara alamiah, bukan perwarna) ini juga tengah dikampanyekan oleh sebagian besar ahli gizi di Indonesia. Salah satunya adalah Jansen Ongko.

Di antara semua pemain AS Monaco, coba tebak siapa yang paling bersemangat menjaga dietnya? Kata Ostrowe, ia adalah Kylian Mbappe. Ya, ternyata, kecemerlangan Mbappe di atas lapangan, hingga berhasil memukau klub-klub besar Eropa tak terlepas dari kedisiplinannya menjaga makan.

Sekali lagi, gizi telah menjadi faktor kunci kesuksesan sebuah tim, maupun pemain secara individu. Namun, dokter Phillippe Kuentz mengatakan bahwa agak sulit untuk mengukur (secara matematis) tentang dampak dari diet terhadap performa. Jadi bagaimana mengukurnya, dong? Kuentz mengatakan bahwa indikator utama dari berhasil atau tidaknya program gizi tim adalah dengan sedikitnya pemain yang mengalami cedera. Ya, bukan menang atau kalah tapi sedikit atau banyaknya pemain yang cedera.

"Saya harus bilang bahwa tidak ada pemain kita yang mengalami kram, tidak pemain yang menyelesaikan pertandingan dengan benar-benar kosong (habis energi)" tambah Kuentz.

Ketika ditanya perihal bagaimana pengaturan gizi di masa depan, Kuentz berkata, "Menyediakan lebih banyak alat (bisa semacam aplikasi) untuk para pemain, alat yang mudah. Ini juga penting karena mereka adalah anak muda. Anda harus bersama mereka. Dengan telepon dan aplikasi lebih mudah dipakai."

Ternyata, hal yang paling penting untuk perkembangan manajemen gizi di masa mendatang adalah aksesibilitas. Tentang bagaimana para pemain dapat dekat dengan dokter dan ahli gizinya, tentang bagaimana mereka mendapatkan informasi soal diet, dan lain sebagainya.

Begitulah seharusnya pemikiran tim juara yang sesungguhnya. Memikirkan segala aspek penting dari yang besar hingga yang kecil. Dan semua tim juara juga sudah harus 'melek gizi'. Salut untuk AS Monaco FC yang mau menginvestasikan dananya untuk kepentingan gizi. Nah, semoga dengan artikel ini kita jadi sama-sama tahu bahwa salah satu kunci agar tim nasional sepak bola Indonesia jadi tim juara adalah federasi dan juga klub harus sadar bahwa manajemen gizi sebuah tim adalah penting. Bahkan, sangat penting!

You Might Also Like

0 Leave comment